Semai Tembakau Tak Tumbuh, Petani Mengeluh

Minggu, 7 April 2013 | 19:21 WIB
Bedengan tembakau.

Bedengan tembakau.

SULANG, MataAirRadio.net – Sejumlah petani di Kecamatan Sulang mengeluhkan semai tembakau di bedengan mereka yang tidak tumbuh. Sebagian dari mereka menduga, semai tembakau yang tidak tumbuh lantaran tingginya intensitas curah hujan di wilayah itu.

Hujan yang tinggi membuat lahan menjadi terlalu lembab sehingga berpengaruh pada pertumbuhan benih. Namun sebagian petani lainnya menduga, semai tembakau yang tidak tumbuh lantaran bibit yang dipasok kurang berkualitas.

Seorang petani di Desa Pranti Kecamatan Sulang, Markum kepada reporter MataAir Radio, Minggu (6/4) pagi mengaku memang banyak semai tembakaunya yang tidak tumbuh.

Ia terpaksa melakukan pembedengan ulang sebab bibit tembakau yang tumbuh diyakininya tidak akan mencukupi kebutuhan tanam pada luasan lahan yang sudah disiapkan.

Hal senada dikatakan Jawawi, seorang petani di Desa Tanjung Kecamatan Sulang. Ia pun mengaku mengalami nasib yang sama. Di bedengan tembakaunya, banyak bibit yang tidak tersemai.

Kondisi yang demikian membuatnya pusing karena tidak ada pilihan lain kecuali harus melakukan pembedengan ulang. Konsekuensinya jelas, penyemaian ulang akan menambah ongkos pratanam.

Petani berharap dinas terkait, terutama petugas lapangan dari PT Sadana Arifnusa selaku mitra petani, agar memberikan pendampingan secara optimal kepada petani.

Kepala Bidang Perkebunan pada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Rembang Yosophat Susilo Hadi mengatakan, petani perlu memastikan tingkat bibit yang tidak tersemai.

Jika ada lebih dari 50 persen bibit yang tidak tersemai, maka kemungkinan pemicunya adalah karena kualitas bibit yang kurang baik. Pihaknya akan berkomunikasi dengan pihak Sadana atas kasus semacam ini. (Muhtarom)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan