Musim Baratan, Nelayan Nasabah Pegadaian Menunggak Bayar

Senin, 16 Januari 2012 | 07:52 WIB
KOTA – Sejumlah nelayan nasabah Perum Pegadaian Cabang Rembang terpaksa menunggak bayar seiring datangnya musim angin baratan sehingga mereka tidak bisa melaut dan berpenghasilan.

“Dari sebanyak 185 nasabah berasal dari golongan nelayan, sekitar 10 persen di antaranya menunggak bayar seiring datangnya musim angin baratan yang berlangsung sejak awal Desember 2011,” kata Asisten Manajer Perum Pegadaian Cabang Rembang, Kusworo, Senin (16/1).

Mereka yang menunggak bayar, kata dia, merupakan nasabah dengan pengembalian pinjaman bersistem angsuran.

Ia juga menyebutkan dua bulan terakhir, tingkat nasabah gadai cenderung meningkat. “Hampir setiap kali musim baratan berlangsung, sejumlah nelayan memilih menggadaikan barang berharganya terutama emas,” kata dia.

Hingga pekan kedua Januari tahun ini, kata Kusworo, masih saja ditemukan nasabah nelayan yang menunggak bayar. “Mereka yang menunggak bayar rata-rata memilih membayar untuk beberapa bulan sekaligus pada saat sudah mempunyai dana. Rata-rata mereka memiliki komitmen bagus untuk membayar pinjamannya,” kata dia.

Hanya, ungkap dia, nasabah yang masih diberikan toleransi menunggak bayar adalah nasabah lama yang sudah teruji kapasitas dan kolektabilitasnya. “Meski kami memberikan perlakuan khusus, nasabah yang menunggak tetap saja dikenakan denda sebesar dua persen per minggunya,” kata dia.

Kusworo memperkirakan temuan nasabah nelayan menunggak bayar masih akan dijumpai hingga pekan awal Februari 2012 seiring mulai berakhirnya musim baratan. “Jika kondisi cuaca di laut sudah normal, biasanya mereka akan membayar angsurannya dobel,” kata dia.

Perum Pegadaian Cabang Rembang mencatat kenaikan siginifikan besarnya pinjaman nasabah dari sebelum musim baratan (November 2011) ke Desember tahun lalu. “Omzet Desember naik sekitar 29 persen dibandingkan November atau tumbuh dari Rp1,7 miliar menjadi Rp2,2 miliar,” kata dia.

Selama 2011 lalu, kata Kusworo, pihaknya mampu meraup omzet hingga Rp135 miliar atau naik sekitar 24 persen dibandingkan 2010. “Namun, jika disesuaikan dengan target, omzet tersebut masih di bawahnya atau kurang dari Rp150 miliar,” kata dia. (Puji)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan