Meter Listrik Prabayar di PLN Rembang Kosong

Jumat, 10 Februari 2012 | 08:22 WIB


KOTA – Meter listrik prabayar di PT PLN (Persero) Rayon Rembang kosong sehingga sejumlah calon pelanggan setrum dari perusahaan milik negara itu tidak bisa terlayani.

“Stok meter prabayar kami memang kosong. Sementara calon pelanggan yang berminat untuk memasang listrik prabayar atau migrasi dari pascabayar terus bertambah,” kata Supervisor Layangan Pelanggan pada PT PLN (Persero) Rayon Rembang, Bambang Setiawan, Jumat (10/2).

Akibat kekosongan persediaan meter prabayar tersebut, lanjut Bambang, permintaan calon pelanggan untuk menyambung listrik terpaksa ditunda. “Soal angka calon pelanggan yang masuk daftar tunggu sudah cukup banyak. Angkanya, saya lupa,” kata dia.

Belakangan, kekosongan meter prabayar tersebut menjadi ironi, karena di sisi lain, PLN setempat terus menyosialisasikan penggunaan listrik “prepaid” tersebut. “Meski stok meter listrik prabayar kosong, kampanye penggunaan prepaid terus kami lakukan,” kata dia.

Bambang menyebutkan, sejak diluncurkan 2010 lalu, jumlah pelanggan listrik prabayar di kabupaten itu telah mencapai 25.000 pelanggan. “Jumlah itu dicapai dari gerakan sehari sejuta sambungan (Grass) pertama pada 2010 yang mencapai 9.600 pelanggan, dan dari Gras II tahun 2011 sebanyak 6.700 pelanggan,” kata dia.

Selain pemasangan dari program unggulan PLN tersebut, kata dia, sejumlah pelanggan listrik pascabayar atau “postpaid” diketahui bermigrasi ke listrik prabayar. “Angkanya mencapai 8.700 pelanggan,” kata dia.

Ia menambahkan, kendati jumlah pelanggan listrik prabayar sudah sebanyak itu, namun tingkat kebocoran masih belum terdampak. “Losses atau kebocoran masih cukup tinggi. Pengaruh listrik prabayar belum banyak dirasa alias masih kecil. Kami belum bisa sebutkan persentase pengaruhnya (listrik prabayar terhadap ‘losses’),” kata dia.

PT PLN (Persero) Rayon Rembang mencatat, hingga Desember 2011, kebocoran daya listrik diduga berasal dari sambungan ilegal listrik untuk rumah tangga dan industri serta penerangan jalan umum liar.

Dari cacatan itu diketahui pula bahwa angka kebocoran berasal dari sambungan ilegal listrik untuk rumah tangga dan industri mencapai sembilan persen, sedangkan kebocoran berasal dari PJU liar sekitar lima persen. (Puji)




One comment
  1. Anonymous

    September 14, 2012 at 6:20 am

    Kepada Kepala PLN Rembang
    Kami Warga Desa Wedelan, Bangsri Jepara Meminta Agar Bapak SEGERA Menindak Dengan Tegas Anak Buah Bapak Yang Bernama MIFTAH Alias BAYAN Karena telah Berbuat MESUM di Desa Kami Mulai Tanggal 21 s/d 26 Agustus 2012 (Saat LEBARAN) Yang Akhirnya di Gerebek Oleh Warga Kami..

    Catatan :
    KALAU TIDAKA ADA TINDAKAN DARI BAPAK, Maka Kami Akan Melapor Ketingkat Yang Lebih Tinggi (PUSAT)

    TTD
    Warga Desa Wedelan-Bangsri, Jepara
    wedelanBang_sri@yahoo.com

    Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan