Petani Garam Rembang Minta BMKG Update Perkembangan Cuaca

Sabtu, 21 September 2013 | 14:40 WIB
Petani garam di kabupaten ini berharap adanya update perkembangan cuaca secara berkala.(Foto:Rif)

Petani garam di kabupaten ini berharap adanya update perkembangan cuaca secara berkala.(Foto:Rif)

REMBANG, MataAirRadio.net – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Rembang meminta kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jawa Tengah untuk memberikan update atau laporan terbaru perkembangan cuaca kepada para petani garam.

Petani garam di kabupaten ini berharap adanya update perkembangan cuaca secara berkala setidaknya satu minggu sekali. Suharso, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang pada Sabtu (21/9) siang mengatakan, permohonan dari petani agar BMKG memberikan update perkembangan cuaca, sudah sering disampaikan.

Menurutnya, laporan terbaru tentang cuaca akan sangat membantu petani garam dan petani lainnya untuk mengelola lahan pertaniannya. Perhatian masih terbatas ditanggapi dengan memberikan informasi melalui laman resmi BMKG alias tidak langsung kepada petani.

Suharso juga mengatakan, informasi terbaru yang diterima BPBD, BMKG memprakirakan, Rembang sudah akan memasuki awal musim hujan pada akhir bulan Oktober atau awal November.

BMKG pun memprediksi tidak ada anomali cuaca atau kemarau panjang pada tahun ini. Sementara puncak musim hujan diprakirakan terjadi pada bulan Januari atau Februari tahun depan.

Lantaran musim kemarau masih akan berlangsung hingga sekitar 1,5 bulan ke depan, masyarakat diminta agar bijak menggunakan air alias perlu berhemat. Pantauan dari BPBD menyebutkan, sejumlah sumber mata air mulai berkurang seiring datangnya musim kemarau.

Sahri, petani garam di Desa Tasikharjo Kecamatan Kaliori mengatakan, laporan terbaru perkembangan cuaca penting bagi petani garam untuk menghindarkan diri dari kerugian.

Sering kali, butiran garam petani menjadi rusak atau tidak mengkristal maksimal, karena diterpa hujan. Padahal musim sedang berlangsung kemarau. Saat ini, produksi garam di tingkat petani baru lima ton per hektare dalam seminggu, sedangkan idealnya 10-12 ton. (Pujianto)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan