Pugar Tersendat, Petani Garam Rembang Resah

Minggu, 2 Agustus 2015 | 20:22 WIB
Petani garam di Kabupaten Rembang. (Foto:Rif)

Petani garam di Kabupaten Rembang. (Foto:Rif)

 
REMBANG, mataairradio.com – Para petani calon penerima program usaha pemberdayaan garam rakyat (Pugar) tahun 2015 di Kabupaten Rembang resah karena bantuan plastik geoisolator untuk media produksi garam, belum mereka terima hingga Minggu (2/8/2015) ini.

Kepala Seksi Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Rembang Nurida Andante Islami mengatakan, bantuan plastik geoisolator baru disalurkan ke Kabupaten Indramayu dan Cirebon.

“Dua kabupaten itu merupakan daerah percontohan yang dikawal langsung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan,” jelasnya kepada mataairradio.

Di Rembang, bantuan plastik itu diperkirakan baru akan diterima pada akhir Agustus. Itu pun rekanan Pemerintah sempat akan mengirim plastik dengan ukuran 4,4×50 meter.

“Padahal petani Rembang meminta ukuran 8×42 meter karena tambak mereka sudah terlanjur dibentuk dengan ukuran tersebut. Kami sudah sampaikan ini ke KKP,” tandasnya.

Dante mengakui, Dinas Kelautan dan Perikanan Rembang memang bertanggung jawab terhadap distribusi dan pemasangan plastik di tambak petani. Tetapi pengadaan plastik menjadi wewenang penuh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

“Jika bantuan tidak segera diterima petani, kami pun ikut resah,” ujarnya.

Dia menyebutkan, jika berkaca pada pengalaman tahun lalu, plastik untuk media produksi garam Pugar, baru disalurkan pekan pertama September.

“Hanya saja, ketika itu, mayoritas petani menyesalkannya, karena mereka jadi terlambat produksi. Padahal garam yang dihasilkan dari media plastik, lebih putih dan bersih,” tuturnya.

Tahun ini pun, akibat penyaluran bantuan yang terlambat, petani hanya akan bisa memproduksi garam selama dua bulan saja. Namun jika anomali cuaca terjadi akibat El Nino, petani Pugar masih bisa menggantungkan harapan.

“Jika terjadi El Nino, kemarau akan berlangsung panjang. Mungkin produksinya akan maksimal,” tambahnya.

Di Kabupaten Rembang, Pugar 2015 akan dinikmati oleh 336 petambak yang tergabung dalam 35 kelompok usaha garam rakyat atau Kugar.

“Luasan lahan tambak yang digarap dengan Pugar mencapai 690 hektare, dengan target produksi 160.000 ton. Tahun lalu, produksi 140.000 ton,” katanya.

Berdasarkan pantauan mataairradio, petani yang tidak termasuk sebagai calon penerima bantuan Pugar, sebagian di antaranya masih menggunakan plastik geomembran.

“Kualitas garam yang diproduksi di atas meja plastik, lebih putih dan bersih. Secara harga pun lumayan, Rp300 per kilo. Sebagai calon penerima Pugar, ya resah karena bantuan nggak segera ada,” ujar Sutono, petani garam di Desa Tambakagung, secara singkat.

 

Penulis: Pujianto
Editor: Pujianto




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan