SD di Pelosok Rembang Kekurangan Siswa

Sabtu, 4 Juli 2015 | 15:52 WIB
SD Negeri 2 Sale, Kabupaten Rembang. (Foto: kemdikbud.go.id)

SD Negeri 2 Sale, Kabupaten Rembang. (Foto: kemdikbud.go.id)

 
SALE, mataairradio.com – Jumlah pendaftar di sekolah-sekolah pelosok di Kabupaten Rembang tidak mampu memenuhi kuota penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ini. Mereka bahkan tidak perlu melakukan seleksi berdasarkan usia.

Praptomo, salah seorang guru di SD Negeri 2 Sale Kecamatan Sale menyebut sudah tiga tahun terakhir sekolahnya sulit memenuhi kuota minimal 20 siswa dalam satu kelas. Mencari siswa dari desa lain pun sulit karena jumlah SD-nya banyak. Di Sale, dia menyebut SD kalah bersaing dari madrasah ibtidaiyah.

“Kuota tidak terpenuhi lagi tahun ini. Kurang dari 20 siswa soalnya. Pasokan hanya dari TK Pertiwi. Sudah tiga tahun ini kekurangan kuota terus. Padahal MI di Sale ini bisa sampai paralel (dua kelas). Nyari dari luar desa juga sulit. Desa yang lain juga banyak SD-nya. Wonokerto ada tiga SD,” katanya.

Zaenudin, Kepala SD Negeri 1 Sale memang berhasil memenuhi kuota minimal 20 siswa di Kelas I pada tahun ajaran ini. Tetapi itu pun tidak murni dari Sale saja, tetapi ada tiga siswa baru dari Kebonharjo Kecamatan Jatirogo, Tuban-Jawa Timur. Total, sekolahnya mendapatkan 22 siswa baru tahun ini.

Dia mengakui, SD di Kecamatan Sale kalah bersaing dari MI. Bahkan untuk menggaet siswa, guru harus terjun dari pintu ke pintu rumah warga. Mereka juga sampai rela keluar uang untuk kas TK yang memasok siswa. Hal itu dilakukan karena tunjangan sertifikasi diberikan kalau guru mengajar 20 siswa.

“Memang sulit memenuhi kuota minimal 20 siswa di wilayah Sale. Ini untung, kami dapat 22 siswa. Itu pun ada 3 yang dari Jawa Timur. Ada juga yang dari Wonokerto. Kalah saing sama MI mungkin. Padahal guru-guru juga sudah ‘mlawang’ ke rumah-rumah. Sampai ‘ngasih’ juga ke TK,” bebernya.

Menurut penuturan para guru di daerah pelosok, kekurangan siswa berdampak pada besarnya bantuan biaya operasional sekolah (BOS). Pengembangan fasilitas sekolah menjadi terhambat. Meski PPDB seharusnya sudah berakhir, beberapa sekolah baru mendaftar calon muridnya di hari pertama sekolah.

Mengenai kemungkinan SD di-regrouping, hal itu belum tentu menyelesaikan masalah. Sebab di daerah seperti Kecamatan Sale, satu SD dengan yang lain, saling berjauhan, sehingga kasihan anak-anak jika harus makin jauh sekolahnya.

 

Penulis: Pujianto
Editor: Pujianto




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan