Bandeng Petani Rembang Kerdil Akibat Hujan Berlimpah

Rabu, 15 Januari 2014 | 17:55 WIB
Ilustrasi

Ilustrasi

KALIORI, MataAirRadio.net – Ratusan ribu ikan bandeng milik petani di Kecamatan Kaliori rawan stres akibat intensitas curah hujan yang berlimpah akhir-akhir ini. Saat ini sebagian komoditas itu mulai tampak terganggu pertumbuhannya alias kerdil.

Sanyoto, salah satu pembudidaya bandeng di Desa Purworejo mengatakan, kondisi suhu air tambak menjadi terlalu dingin ketika hujan turun terlalu sering. Dia mengungkapkan, sebagian bandengnya diketahui mengalami pertumbuhan lambat atau cenderung kerdil.

Sekilogram bandeng yang ketika normal bisa berisi enam sampai sepuluh ekor dalam waktu empat bulan, kini isinya bisa sampai lebih dari 20 ekor atau selebar dua jajar jari saja. Menurutnya tidak hanya curah hujan berlimpah yang menjadi penyebabnya. Kualitas air yang diduga mulai tercemar, juga turut berpengaruh.

Sumardi, pembudidaya bandeng lainnya di Desa Mojowarno mengatakan, ada 157 petani di desanya yang membudidayakan komoditas tersebut selepas musim produksi garam di tahun lalu. Dia yang seorang kepala desa ini menyebut ada sekitar 175 hektare lahan yang dibudidayai bandeng.

Dia pun membenarkan, intensitas curah hujan yang berlimpah mengakibatkan pertumbuhan bandeng menjadi terganggu. Namun petani di Mojowarno segera menyikapi curah hujan tinggi dengan menjaga salinitas.

Sumardi menjelaskan, petani membuat rekayasa gerojokan di tambak melalui pipa, agar kondisi suhu air tetap hangat. Menurutnya sebagian petani di desanya mulai panen ikan bandeng dengan isi lima hingga enam ekor dalam satu kilogram. Harga bandeng pun cukup baik, hingga Rp14.500 per kilogram isi lima ekor.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rembang Suparman mengatakan, petambak sebenarnya bisa menekan risiko kerdil pada bandeng dengan mengipuk lebih dulu di saluran tambak garam. Baru ketika musim hujan, bandeng yang sudah cukup besar ditebar. Dengan begitu, baru sekitar satu atau dua bulan ditebar, sudah bisa panen. (Pujianto)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan