Patok Pembatas Sempadan Pantai Rembang Banyak Bergeser

Jumat, 6 November 2015 | 19:01 WIB
Patok pembatas sempadan pantai yang ditancapkan KKMD Rembang dan warga Desa Pasarbanggi di pantai setempat, Jumat (6/11/2015) pagi. (Foto: mataairradio.com)

Patok pembatas sempadan pantai yang ditancapkan KKMD Rembang dan warga Desa Pasarbanggi di pantai setempat, Jumat (6/11/2015) pagi. (Foto: mataairradio.com)

 

REMBANG, mataairradio.com – Patok pembatas kawasan sempadan pantai di wilayah pesisir Kabupaten Rembang ditengarai banyak bergeser ke jarak yang lebih dekat dengan titik pasang-surut terendah.

Akibatnya, daerah sempadan pantai yang sesuai aturan mestinya 100 meter, kini menjadi kian sempit karena dipakai untuk rumah dan tambak. Di sisi lain, daerah sempadan pantai diperlukan untuk ruang publik dan kawasan pelestarian, misalnya untuk pengembangan mangrove dan pariwisata.

Sekretaris Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) Rembang Nurida Andante Islami mengungkapkan, patok sempadan pantai yang berpindah ini antara lain terjadi di wilayah Tunggulsari Kecamatan Kaliori.

“Daerah sempadan pantai mestinya 100 meter dari titik pasang-surut terendah. Tapi kalau itu kita terapkan kaku sekarang, semua bangunan di tepi pantai akan habis. Oke, kita pakai kearifan lokal saja. Kita patok ulang dari bangunan atau tambak terakhir dan kita GPS agar tidak digeser,” kata ia.

Menurut pihak KKMD, pemasangan ulang patok pembatas kawasan sempadan pantai, dilakukan pada daerah yang antara lain tak tergerus abrasi dan yang masih menyisakan ruang antara permukiman dengan titik pasang-surut terendah.

“Daerah seperti Tasikagung (Kecamatan Rembang) dan wilayah Kecamatan Sarang akan sangat sulit dipasangi patok pembatas karena jarak rumah dengan laut, nyaris tak berjeda,” terangnya.

Sejak Kamis (5/11/2015) kemarin hingga Jumat (6/11/2015) ini, patok pembatas sempadan pantai hanya dipasang di dua daerah, meski ke depan akan dilanjutkan di kawasan yang lain.

“Dua hari ini kita pasang; Kecamatan Kaliori di Desa Tasikharjo, sedangkan Kecamatan Rembang di Desa Pasarbanggi. Ke depan terus lanjut,” ujar dia.

Menurut Dante, sempadan Pantai Pasarbanggi rencananya dikembangkan sebagai daerah pariwisata sebagaimana Pantai Karangjahe, sedangkan Tasikharjo hingga Tunggulsari akan dikembangi mangrove.

“Pasarbanggi itu karena pantainya berpasir, kita akan pakai untuk pariwisata dengan dukungan vegetasi seperti cemara laut, seperti yang ditanam beberapa waktu lalu. Tapi kalau Tasikharjo sampai Tunggulsari, karena pantainya berlumpur, kita akan kembangkan mangrove,” ungkapnya.

Pihak KKMD Rembang mengakui, permasalahan sempadan pantai merupakan urusan pelik karena menyangkut kebutuhan warga atas tanah untuk mendirikan rumah. Hanya saja, sosialisasi mengenai pentingnya sempadan pantai untuk perlindungan daerah pesisir, tetap perlu digencarkan.

“SKPD terkait memang ada program untuk mengamankan kawasan sempadan pantai. Tapi seolah tak mempan, sehingga sosialisasi itu masih perlu digiatkan serta melibatkan pemegang kebijakan yang lain seperti pihak kepolisian, menyangkut penegakan hukum,” pungkasnya.

 

Penulis: Pujianto
Editor: Pujianto




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan