
Keluarga Mahasiswa Rembang di Semarang (Kamaresa) UIN Walisongo, menggelar aksi peduli lingkungan, dengan menanam 600 bibit mangrove, pada Kamis (29/12/2022) pagi. (Foto: Mukhammad Fadlil)
REMBANG, mataairradio.com – Keluarga Mahasiswa Rembang di Semarang (Kamaresa) UIN Walisongo, menggelar aksi peduli lingkungan, dengan menanam 600 bibit mangrove, pada Kamis (29/12/2022) pagi. Ada dua jenis bibit pohon mangrove yang ditanam, yakni rhizophora dan avicennia.
Aksi peduli lingkungan itu dilaksanakan di Kawasan Lindung Hutan Mangrove di Dukuh Kaliuntu, Desa Pasarbanggi, Kecamatan Rembang, atau di Wisata Jembatan Merah.
Ketua Kamaresa Abdul Hasib menjelaskan, selain untuk mengisi kegiatan di libur akhir tahun, kegiatan ini dalam rangka dies natalis ke-28 Kamaresa UIN Walisongo Semarang.
“Selain dari temen-temen Kamaresa, kegiatan ini juga kami melibatkan temen-temen dari Forsa, ada FKMR juga. Mereka ini juga mahasiswa Rembang yang kuliah di Semarang, di berbagai perguruan tinggi. Peserta ada kurang lebih hampir seratusan mahasiswa,” terangnya.
“Kegiatan penanaman mangrove ini kami beri tajuk ‘Mangrove Save Earth’ (MSE). Tujuannya tak lain untuk menjaga kelangsungan lingkungan hidup ke depannya,” imbuhnya.
Sementara itu, Purwanto Ketua Kelompok Sidodadi Maju pengelola Hutan Mangrove di Jembatan Merah mengapresiasi kegiatan penanaman mangrove di wilayahnya.
Menurutnya, kesadaran generasi muda akan kelangsungan lingkungan hidup khususnya wilayah hutan bakau atau mangrove semakin bagus. Hal itu terlihat dari tingkat kegiatan penanaman mangrove di wilayahnya yang terbilang masif.
Di sisi lain, adanya hama ganggang hijau atau ganggang sutera, uatamnya pada saat memasuki bulan Juli sampai September menjadi momok bagi kelompok pengelola hutan bakau.
“Ganga hijau atau istilahnya ganggang sutera itu biasanya nempel di akar-akar pohon bakau, kalau jumlahnya terlalu banyak bisa bikin pohon mati,” tuturnya.
Purwanto menyebutkan, jumlah luasan hutan bakau di Kaliuntu, Pasarbanggi saat ini mencapai 60 hektare.
“Hutan bakau kita yang sudah berupa pohon 40 hektare, tapi yang pohonnya masih kecil-kecil usia lima bulan ke bahaw ada 20 hektare. Di sini ada tiga jenis pohon bakau, yaitu rhizophora, avicennia, dan sonneratia,” pungkas Purwanto.
Penulis: Mukhammad Fadlil
Editor: Mukhammad Fadlil
Tinggalkan Balasan