BPS: Kesejahteraan Petani Rembang Menurun

Rabu, 27 Januari 2016 | 18:40 WIB
Grafik Nilai Tukar Petani di Kabupaten Rembang tahun 2014. (Foto: cetak layar laman BPS Rembang)

Grafik Nilai Tukar Petani di Kabupaten Rembang tahun 2014. (Foto: cetak layar laman BPS Rembang)

 

REMBANG, mataairradio.com – Nilai Tukar Petani (NTP) di Kabupaten Rembang pada tahun 2014 turun 4,97 dari rata-rata tahun sebelumnya yang 105,12.

Hal ini berarti surplus petani di tahun 2014 lebih rendah dari tahun 2013 dan mengindikasikan penurunan tingkat kesejahteraan mereka.

Isnaini, Kasubag Tata Usaha pada Badan Pusat Statistik (BPS) Rembang, Rabu (27/1/2016) pagi menjelaskan, tingginya biaya produksi pertanian, tapi harga hasil produksi pertanian yang rendah, menjadi salah satu faktor di balik penurunan tingkat kesejahteraan petani di kabupaten ini.

Menurutnya, nilai tukar petani itu tidak terbatas pada subsektor tanaman pangan, tetapi juga subsektor hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan.

“Pada 2014, rata-rata nilai tukar petani sebesar 100,15,” bebernya kepada reporter mataairradio.

Isnaini pun menjelaskan, sektor petanian, kehutanan, dan perikanan menjadi sektor dominan terhadap perekonomian Rembang dengan kontribusi sebesar 30,23 persen pada tahun 2014.

Tercatat 150.364 atau 49,25 persen penduduk berusia 15 tahun ke atas di Rembang bekerja di sektor pertanian.

Jika dilihat menurut subsektor, nilai tukar petani tertinggi di subsektor perikanan dengan 106,49 dan NTP terendah di subsektor tanaman pangan yaitu sebesar 99,16 persen.

Sementara NTP subsektor peternakan 104,28, hortikultura 101,31, dan perkebunan rakyat 102,42 persen.

Dari data catatan nilai tukar petani tersebut, maka kesejahteraan petani di subsektor perikanan lebih baik ketimbang dari subsektor lain.

“Namun, karena dari 5 subsektor, subsektor tanaman pangan berproporsi 45 persen, maka penurunan NTP di sektor ini, berpengaruh pada NTP secara keseluruhan,” terangnya.

Sementara itu, menurut data BPS, jika dibandingkan dengan NTP Jawa Tengah, NTP Rembang relatif fluktuatif.

Hanya pada bulan Maret dan Mei 2014, NTP Rembang di atas NTP Jawa Tengah, sedangkan 10 bulan lainnya selalu berada di bawah nilai tukar petani provinsi.

Sekadar diketahui, perkembangan NTP Jawa Tengah pada 2014, berkisar antara 99,98 hingga 101,48.

Gap terbesar terjadi pada Oktober 2014, yaitu sebesar 2,47 poin, karena saat itu NTP Rembang sebesar 99,01, sedangkan NTP Jawa Tengah 101,48. BPS tidak memiliki data NTP Rembang 2015.

 

Penulis: Mukhammad Fadlil
Editor: Pujianto




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan