SULANG – MataAirRadio.net, Pemerintah Kabupaten Rembang menyatakan tengah mengkaji penerapan dua model untuk mencegah terulangnya banjir yang melanda dua desa di Kecamatan Sulang pada Selasa (8/1) sore kemarin.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, Suharso kepada reporter MataAir Radio, Rabu (9/1) petang mengungkapkan, dua model tersebut merupakan produk dari koordinasi pihaknya dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Rembang dan Bidang Pengairan pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Rembang.
Suharso menyatakan, banjir yang melanda dua desa di Kecamatan Sulang dan mengakibatkan robohnya pagar tembok SMA Negeri Sulang, terjadi akibat arus deras buntut dari drainase yang terlalu kecil dan air tidak bisa segera masuk menuju sungai di desa setempat.
Karena itu, dua model penanganan banjir akan dibuat masing-masing dengan membuat atau melebarkan drainase yang sudah ada serta membuat sodetan agar air dari drainase bisa segera mengalir ke sungai.
Kepala BPBD Kabupaten Rembang, Suharso menjelaskan, kajian akan dibuat dengan juga mempertimbangkan kondisi lokal, misalnya titik mana yang harus ditambah drainasenya atau bagian yang harus dibuatkan sodetan.
Pertimbangan ini, menurut Suharso, agar penanganan banjir tersebut benar-benar efektif dan bisa meminimalkan ancaman banjir di masa mendatang.
Ia juga mengatakan, selain Desa Kemadu dan dua dusun di Desa Sulang, banjir dengan karakteristik serupa atau banjir yang terjadi karena kiriman air dari luapan drainase dan saluran air di persawahan petani, juga nyaris melanda Desa Korowelang Kecamatan Sulang, pada Rabu (9/1) pagi. Namun, hujan yang segera reda membuat air tidak sampai memasuki permukiman warga.
Sementara itu, disinggung mengenai kapan kajian tersebut siap, Suharso menyatakan, ditargetkan sudah akan rampung pada akhir pekan ini. Ia menambahkan, kajian tersebut akan membahas pula penanganan kerusakan pagar tembok SMA Negeri Sulang yang roboh. (Pujianto)
Tinggalkan Balasan