Perendaman Situs Perahu Kuno Molor Di 2013

Kamis, 28 Juni 2012 | 09:25 WIB
Situs Perahu Kuno Punjulharjo. (Foto: Puji)

REMBANG – Perendaman situs perahu kuno di Desa Punjulharjo, Kecamatan Kota Rembang dengan cairan cairan kimia jenis polietilen glikol urung dilakukan pada 2012 dan baru akan dilakukan di 2013, demikian ungkap Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Kabupaten Rembang, Edi Winarno.

Menurut Edi yang juga Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Rembang itu, Kamis (28/6), peralihan Direktorat Jenderal Kebudayaan yang semula bernaung di bawah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), namun sekarang menjadi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), menjadi faktor di balik molornya jadwal tersebut.

Ia menyebutkan, jika sebelumnya, urusan konservasi dan pembuatan museum bahari terpadu di Punjulharjo Rembang berada di bawah urusan Direktorat Jenderal Kebudayaan dan Peninggalan Bawah Air Kemenbudpar, tetapi sekarang diurusi Dirjen Cagar Budaya dan Permuseuman Kemendikbup.

“Kementerian yang menaunginya memang berbeda, namun pejabat direktoratnya masih sama,” terang dia.

“Kami baru menerima informasi bahwa segala urusan terkait rencana konservasi situs perahu kuno Punjulharjo, tidak lagi menjadi urusan Kementerian Pariwisata, tetapi beralih ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Itu sebabnya perendaman molor dari jadwal,” Sambung Edi.

Meski molor, terang Edi, pihaknya justru bersyukur atas peralihan tersebut. “Sebab, kemungkinan ketersediaan anggarannya masih sedikit lebih longgar di Kemendikbud,” tandasnya.

Hanya, kata dia, penundaan perendaman situs perahu yang merupakan peninggalan abad ke-7 tersebut, perlu disikapi dengan perhatian serius terhadap debit air yang merendam situs tersebut kini.

“Situs tersebut harus selalu terendam dalam air sebelum perendaman dengan cairan kimia dilakukan. Apalagi sekarang musim kemarau sehingga perlu perhatian khusus, meski di sana sudah dibuatkan sarana pengairan,” tandasnya.

Perendaman situs perahu kuno dengan cairan kimia jenis PEG 40 direncanakan dilakukan selama satu hingga dua tahun. Berdasarkan keterangan awal yang diterima pihak MSI, situs perahu kuno tersebut akan direndam sebanyak dua kali dengan cairan kimia jenis polietilen glikol (PEG) masing-masing sebanyak 72.000 liter atau senilai dua kali Rp2,3 miliar.

Edi juga mengungkapkan, meskipun perendaman situs perahu kuno baru akan dilakukan pada 2013, tahun ini, upaya mengonservasi situs perahu kuno dan pembuatan museum bahari terpadu di wilayah setempat, terus berjalan.

“Pada 2012, akan dilakukan pelelangan pengadaan pondok kerja konservasi perahu kuno dan pembangunan museum bahari terpadu. Selain itu, pada tahun ini juga, akan dilakukan pemasangan instalasi listrik, air, dan sumur resapan,” paparnya. (Puji)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan