Jelang Idulfitri, Penjahit Kebanjiran Order

Kamis, 2 Agustus 2012 | 09:18 WIB
Jelang Idulfitri, para penjahit di Rembang kebanjiran order

REMBANG – Menjelang hari raya Idulitri sejumlah penjahit di Kabupaten Rembang kebanjiran order. Banyaknya pesanan baju lebaran membuat omzet sejumlah penjahit melonjak hingga 200 persen.

Salah satu penjahit asal Desa Sulang, Kecamatan Sulang, Istiqomah, Kamis (2/8), mengatakan, Ramadhan tahun ini peminat jahitannya sangat banyak. Saking banyakanya, ia terpaksa menolak beberapa permintaan lantaran khawatir tak cukup waktu untuk merampungkan pesanan sebelum lebaran.

“Alhamdulillah peminatnya sangat banyak hingga harus antre. Namun karena keterbatasan tenaga, kami terpaksa menolak beberapa peminat yang datangnya belakangan. Takutnya gak cukup waktu untuk merampungkannya karena hampir semua pesanan untuk baju lebaran,” katanya.

Meski saat ini terbilang laris, namun ia tidak mematok harga tinggi untuk jahitannya. Hal ini, untuk menjaga pelanggan tidak lari ke penjahit lain.

“Satu stel baju harga jahitnya antara Rp70.000 sampai Rp100.000. Besar kecilnya ongkos tergantung tingkat kesulitan model yang dipesan,” ujarnya.

Menurut Istiqomah, order menjahit sudah banyak berdatangan beberapa pekan sebelum Ramadhan. Namun, karena keterbatasan tenaga, dirinya hanya menerima sedikit saja. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas.

“Kebanyakan yang datang ibu-ibu dan sebagian langganan. Mereka biasa menjahit di sini, karena jika beli jadi modelnya belum tentu sesuai selera. Selain itu, belum tentu juga ukurannya pas,” tambahnya.

Hal sama juga dikatakan penjahit lain asal Desa Jukung, Kecamatan Bulu, Romadhon. Menurutnya, pada hari-hari biasa, dalam sepekan omzet menjahit sekitar Rp1,5 juta, kini mampu mencapai Rp3 juta.

“Banyak order untuk baju lebaran. Saking banyaknya, kami tak ambil semua karena tak cukup waktu. Hanya mereka yang biasa menjahit dan warga sekitar yang kami terima,” katanya. (Tarom)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan