Warga Dijanjikan Mediasi dengan Pokphand Soal Rencana Pengeboran

Senin, 24 November 2014 | 14:36 WIB
Pernyataan sikap dari kelompok warga Desa Karangasem Kecamatan Sedan atas rencana pengeboran di tengah permukiman desa setempat. (Foto:Pujianto)

Pernyataan sikap dari kelompok warga Desa Karangasem Kecamatan Sedan atas rencana pengeboran di tengah permukiman desa setempat. (Foto:Pujianto)

 

SEDAN, mataairradio.com – Perwakilan warga, ketua RT, karang taruna, dan Pemerintah Desa Karangasem Kecamatan Sedan dijanjikan upaya mediasi dengan pihak PT Charoen Pokphand terkait rencana pengeboran air di wilayah permukiman desa setempat.

Sebelumnya, puluhan warga Desa Karangasem menyatakan sikap menolak rencana eksploitasi air melalui pengeboran sumur di tengah permukiman desa setempat oleh pihak perusahaan pembibitan ayam ini.

Janji mediasi itu terungkap dalam pertemuan yang digelar Muspika Sedan pada Senin (24/11/2014) pagi. Muhammad Nguzer, Ketua Karang Taruna Desa Karangasem mengungkapkan, pertemuan mediasi terkait tuntutan penolakan warga atas rencana pengeboran akan digelar pada 16 Desember 2014.

“Rencananya akan dilakukan pertemuan mediasi di Desa Karangasem pada 16 Desember (2014). Nanti pihak warga, pemerintah desa, Muspika Sedan, dan pihak Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, serta pihak Badan Lingkungan Hidup Rembang dan Pokphand akan dihadirkan,” ungkapnya.

Nguzer juga mengungkapkan, warga masih kukuh menolak rencana pengeboran sumur oleh pihak PT Charoen Pokphand. Namun pihaknya menghargai rencana diskusi mediasi yang akan dilakukan.

“Soal nanti apakah pengeboran jadi atau tidak jadi dilakukan, itu setelah diskusi atau mediasi. Yang jelas sampai sekarang, warga masih kukuh menolaknya karena pengeboran dikhawatirkan mengganggu sumber air di desa kami,” tandasnya.

Dia memang mengaku mendapat kabar terakhir yang menyebut bahwa sumur yang akan dibuat oleh pihak Pokphad merupakan sumur dangkal. Namun dia tetap memilih menunggu hasil resmi mediasi, untuk kembali bersikap terkait rencana pengeboran.

Secara terpisah, staf personalia dan general affair PT Charoen Pokphand di Karangasem Erwin Setiawan yang dihubungi mataairradio.com mengaku sudah menyampaikan ikhwal sikap warga kepada atasannya.

“Saya hanya staf Pak. Soal yang diinginkan warga sudah kami sampaikan ke atasan. Itu haknya warga. Keputusan perusahaan bakal seperti apa, saya juga nggak tahu,” terangnya.

Dia pun menyatakan baru mendengar rencana pertemuan di Desa Karangasem menyangkut rencana pengeboran pada 16 Desember 2014, dari wartawan yang menghubunginya.

“Nggak tahu kalau mau ada pertemuan. Baru dari sampean dengar. Menunggu keputusan atasan saja lah. Saya takut salah,” pungkasnya.

Informasi yang diterima dari warga, penolakan terhadap rencana pengeboran di Karangasem oleh pihak PT Charoen Pokphand turut dipicu oleh sikap perusaha yang selama lebih dari tiga tahun atau sejak berdiri, dianggap kurang perhatian kepada masyarakat setempat.

“Asal tahu saja, warga nyaris tidak pernah diajak rembugan soal aktivitas Pokphand. Kontribusinya nggak ada. Tenaga kerja. Janjinya diprioritaskan, tapi nyatanya, tidak sebanding dengan harapan,” kata Muhammad Kudlori yang merupakan Majelis Pertimbangan Karang Taruna (MPKT) Desa Karangasem.

 

Penulis: Pujianto
Editor: Pujianto




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan