Mesin Sedot Petani Sambut Gelontoran Air Embung Banyukuwung

Kamis, 15 Mei 2014 | 16:19 WIB
Para petani di Desa Gunungsari dan Kuangsan mengerahkan mesin sedot menyambut dibukanya pintu air Embung Banyukuwung, Kamis (15/5) pagi. (Foto:Pujianto)

Para petani di Desa Gunungsari dan Kuangsan mengerahkan mesin sedot menyambut dibukanya pintu air Embung Banyukuwung, Kamis (15/5) pagi. (Foto:Pujianto)

KALIORI, MataAirRadio.net – Pintu air Embung Banyukuwung akhirnya dibuka untuk petani, Kamis (15/5) pagi. Para petani di Desa Gunungsari dan Kuangsan pun langsung menyambutnya dengan mengerahkan mesin sedot. Ada sekitar 50 mesin yang beroperasi di sepanjang aliran sungai setempat.

Rabu (14/5) kemarin, delapan petani yang mengatasnamakan Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air “Tirta Mulya” Gunungsari datang kepada Pemkab Rembang. Mereka meminta agar Pemkab membuka pintu air Embung Banyukuwung, agar lahan padi mereka terairi.

Surat, salah satu petani di Dusun Pentil Desa Gunungsari mengatakan, dirinya memanfaatkan mesin diesel sedot untuk menaikkan air dari sungai ke areal sawah. Gelontoran air cukup membantunya. Sebab sudah dua minggu ini, tanamannya nyaris kekeringan kekurangan air.

Pihak Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Rembang menurut rencana akan mengalirkan air sebanyak 28.512 meter kubik dari Embung Banyukuwung. Pemkab berharap 150 hektare lahan pertanian akan tergenangi air setinggi 10 centimeter.

Kepala Bidang Sumber Daya Air Sinarman mengaku baru menerima permintaan bantuan air dari petani Gunungsari dan Kuangsan. Belum ada permintaan lain, misalnya dari petani di kawasan Embung Lodan Sarang atau Embung Grawan Sumber.

Menurut dia, permintaan bantuan akan dikabulkan selagi elevasi mati embung dan pasokan air baku untuk PDAM, masih aman. Sinarman menduga, belum adanya permintaan bantuan air embung di daerah Lodan dan Grawan, lantaran petani setempat tidak menanam padi, tetapi tanaman hortikultura seperti semangka dan melon.

Sinarman menambahkan, sejak musim tanam kedua bergulir hingga nanti musim tanam ketiga, pihaknya akan mengintensifkan pemantauan di lapangan. Petugas di Unit Pelaksana Teknis Pengairan beserta Mantri Pengairan dan Petugas Penjaga Pintu Embung, akan secara intens melakukan survei di lapangan. Dia pun mengaku rajin kroscek kebenaran survei petugasnya. (Pujianto)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan