REMBANG, mataairradio.com – Ratusan nelayan asal Kabupaten Rembang, Selasa 5 April mendatang, akan berangkat ke Jakarta untuk berunjuk rasa di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Mereka akan kembali menuntut pencabutan larangan penggunaan alat tangkap ikan jenis cantrang, setelah pada 28 Maret 2016 seribuan nelayan di Kabupaten Rembang, melakukan demonstrasi di depan Kantor DPRD setempat.
Menurut Ketua Asosiasi Nelayan Dampo Awang Bangkit Rembang Suyoto, Rabu (30/3/2016) pagi, ratusan nelayan itu akan berangkat dari belakang Pos TNI Angkatan Laut atau Posal setempat di Tasikagung.
“Para nelayan ini akan diangkut 10-15 bus dengan isi masing-masing 50 orang per armada,” ujarnya kepada reporter mataairradio.
Mereka ini nanti tidak langsung tancap ke Ibukota Negara, tetapi mampir dulu di Kabupaten Tegal, untuk bergabung dengan nelayan lainnya dari Jawa Timur dan wilayah lainnya di Jawa Tengah.
“Tuntutan tetap agar Menteri Susi Pudjiastuti turun dari jabatan,” tandasnya.
Keputusan ratusan nelayan untuk berangkat unjuk rasa di Jakarta itu diputuskan dalam rapat yang digelar pada Selasa (29/3/2016) malam.
Suyoto berharap, keberangkatan para nelayan nanti didampingi oleh anggota DPRD Rembang, terutama yang ikut menerima aksi massa, 28 Maret lalu.
Ketika itu, setidaknya Wakil Ketua DPRD Rembang Bisri Cholil Laquf dan Gunasih serta anggota Komisi B DPRD setempat Joko Suprihadi menemui para demonstran serta bersedia dan mendukung tuntutan nelayan cantrang tersebut.
“Belum ada konfirmasi dari para anggota dewan itu, akan mendampingi atau tidak ke Jakarta,” bebernya.
Suyoto memastikan, unjuk rasa memprotes kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan dengan menurunkan Susi Pudjiastuti, tak akan surut hingga tuntutan itu dikabulkan.
“Bahkan jika pun Menteri Susi turun, kami tidak akan langsung diam karena perlu mengawal RUU Perlindungan Nelayan,” tegasnya.
Pihak asosiasi nelayan kembali mengingatkan bahwa belum diterapkan secara efektif saja, aturan kebijakan larangan penggunaan cantrang, sudah dirasakan dampaknya.
Nelayan menjadi tidak nyaman melaut, karena takut ada razia tiba-tiba di tengah lautan. Produksi ikan pun turun.
Penulis: Pujianto
Editor: Pujianto
Tinggalkan Balasan