KPK Gandeng NU Berantas Korupsi

Senin, 7 Maret 2016 | 18:40 WIB
KH Ahmad Mustofa Bisri saat menerima kunjungan dari rombongan KPK, salah satunya Bambang Widjojanto, Senin (7/3/2016) siang. (Foto: Wahyu Salvana)

KH Ahmad Mustofa Bisri saat menerima kunjungan dari rombongan KPK, salah satunya Bambang Widjojanto, Senin (7/3/2016) siang. (Foto: Wahyu Salvana)

 

REMBANG, mataairradio.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggandeng organisasi masyarakat islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), untuk bersama-sama dalam aksi pemberantasan tindak pidana korupsi di negeri ini.

Hal ini terungkap dari kunjungan Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Sujanarko, Duta Antikorupsi Indonesia Bambang Widjojanto, Koordinator Nasional Jaringan GUSDURian Indonesia Alissa Wahid, dan Ketua Majma’ al-Buhuts an’Nahdliyah (MBN) KH A Muadz Thohir.

Mereka berkunjung ke kediaman KH Ahmad Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus di areal Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Senin (7/3/2016) siang. Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Sujanarko menjelaskan, kunjungannya ini terkait kerjasama KPK dan NU.

Sasaran KPK, menurutnya, agar NU pada suatu saat nanti, bisa secara aktif terlibat dalam pemberantasan korupsi. Ia menyebut, ada banyak agenda yang direncanakan. Di antaranya adalah internalisasi 9 nilai yang dibangun KPK dengan 4-5 nilai NU, yang irisannya disebutnya besar.

“Kunjungan kita ke sini didahului diskusi di Jakarta. Terkait kerjasama KPK NU. Sasaran KPK, suatu saat NU bisa aktif terkait dengan pemberantasan korupsi,” katanya.

Menurutnya, nanti akan ada sejumlah FGD di beberapa provinsi guna mendiskusikan nilai integritas yang dibangun dengan nilai NU. NU ke depan perlu mulai dipahamkan dengan nilai yang dibangun dengan KPK.

“Nilai NU diperkaya dengan nilai yang dibangun KPK. Nilai NU tetap nilai NU, hanya diperkaya,” tandasnya.

Mantan Komisioner KPK Bambang Widjojanto mengatakan, NU dan pesantren memiliki peran strategis dalam pemberantasan korupsi di Indonesia antara lain karena sebaran kekuatannya yang luas.

“Coba lihat. Pesantren hampir seperti anak tiri. Tidak disentuh kebijakan pembangunan. Padahal, dari pesantren muncul tunas bangsa generasi masa depan Indonesia,” katanya.

Menurutnya, jika NU dan pesantren disentuh untuk ikut membangun generasi yang berkarakter antikorupsi di Indonesia, maka 10-20 tahun mendatang, dampaknya disebutnya akan signifikan.

“Jika 23.300 pesantren di Indonesia menyuarakan gerakan antikorupsi, maka dampaknya akan dahsyat. Menyentuh NU sama saja dengan menyentuh Indonesia,” tegasnya.

Bambang yang baru saja menerima deponering dari Kejaksaan Agung menambahkan, selama 2-3 hari, rombongannya akan datang ke tiga lokasi, 2 di antaranya di Rembang. Selain kepada Gus Mus, rombongan akan sowan ke kediaman KH Maimun Zubair di Karangmangu, Sarang.

Menurut rencana, pada Selasa (8/3/2016) ini, rombongan akan melanjutkan silaturahmi ke kediaman KH Dimyati Rois di Kaliwungu Kendal. Tiga kyai yang disowani tersebut merupakan mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

 

Penulis: Pujianto
Editor: Pujianto




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan