Mantan Komisioner KPU Rembang Jadi Anggota KPPS

Rabu, 9 Juli 2014 | 15:42 WIB
Budi Handayani (Berjilbab, Paling Kiri) saat bertugas di TPS 2 Desa Banyudono Kecamatan Kaliori, Rabu (9/7) pagi. (Foto:Pujianto)

Budi Handayani (Berjilbab, Paling Kiri) saat bertugas di TPS 2 Desa Banyudono Kecamatan Kaliori, Rabu (9/7) pagi. (Foto:Pujianto)

KALIORI, MataAirrAdio.net – Mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Rembang Budi Handayani periode lima tahun lalu, ternyata masih aktif sebagai penyelenggara Pemilu. Perempuan yang terakhir kali duduk sebagai Komisioner Divisi Sosialisasi dan Kampanye ini, kini menjabat anggota KPPS di Desa Banyudono Kecamatan Kaliori.

Ditemui di TPS 2 Desa Banyudono, Budi Handayani mengaku tidak gengsi dengan harga diri dan pengalamannya. Baginya, terus mengabdi di masyarakat merupakan kebahagiaan. Dia pun menjadi bisa berbagi pengalaman dengan sesama petugas di kelompok panitia pemungutan suara.

Lalu kenapa Budi tidak memilih sebagai anggota PPS atau Ketua KPPS? Budi beralasan dengan menjadi anggota KPPS, dirinya akan lebih banyak terlibat di hal-hal teknis yang bisa membantu anggota KPPS lainnya. Intinya dia berbagi soal pengisian formulir, prosedur, dan ketaatan terhadap regulasi.

Budi Handayani bertugas di TPS 2 Desa Banyudono dengan jumlah pemilih 232 orang. Hanya ada dua TPS di desa tersebut. Budi mengaku sudah aktif di KPPS sejak pada Pemilu Legislatif 9 April lalu. Dia niatkan pengabdiannya sebagai ibadah dengan bekerja sebaik-baiknya.

Begitu tiba hari coblosan, bersama personel KPPS lainnya, Budi membuka TPS tepat jam tujuh. Namun karena tidak langsung ada saksi dan pemilih, maka pihaknya menunggu untuk beberapa saat. Dia memastikan, kotak suara dibuka ketika saksi dari pasangan capres-cawapres dan pemilih sudah ada di TPS.

Pihaknya menjamin netralitas di Pilpres. Kerawanan yang diprediksi oleh sejumlah kalangan, diyakininya tidak ada pernah terjadi karena belum ada tanda-tanda akan bergejolak. Pemilih diberikan kesempatan untuk menyalurkan hak suaranya hingga jam satu siang.

Sementara itu, untuk menjamin layanan bagi pemilih tunanetra, KPU Kabupaten Rembang membagikan 1.000 template atau surat suara khusus berhuruf braille. Pengalaman saat Pemilu Legislatif lalu, jumlah pemilih tuna netra di kabupaten Rembang mencapai 514 orang.

Namun kebanyakan mereka enggan memakai template, karena justru memilih didampingi oleh anggota keluarganya atau KPPS. Hal itu diperbolehkan, asalkan pemilih mengisi formulir C3. (Pujianto)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan