Kades Tuyuhan Tak Keberatan Wardoyo Balik Kampung

Sabtu, 30 Januari 2016 | 14:50 WIB
Ilustrasi. (Foto: antaranews.com)

Ilustrasi. (Foto: antaranews.com)

 

PANCUR, mataairradio.com – Pihak Desa Tuyuhan Kecamatan Pancur tidak keberatan jika Hesti Wardoyo yang sempat menjadi anggota Gafatar balik ke kampung itu lagi, setelah nanti dipulangkan dari penampungan sementara di Asrama Haji Donohudan, Boyolali.

Kepala Desa Tuyuhan Mulyadi kepada reporter mataairradio mengaku akan berbicara dengan orang tua Wardoyo dan tokoh masyarakat setempat untuk mewanti-wanti yang bersangkutan, agar tidak kembali bergabung ke organisasi yang sudah dinyatakan terlarang oleh pemerintah ini.

“Nggak keberatan. Apalagi kalau mau islah dengan agama yang semula dianutnya. Tidak lagi bergabung ke organisasi yang dilarang pemerintah,” ungkapnya, Sabtu (30/1/2016) pagi.

Kades menduga Wardoyo terpikat oleh temannya karena mungkin dijanjikan pekerjaan. Mulyadi pun tidak mengira yang bersangkutan kepincut masuk Gafatar, karena di desa, Wardoyo tidak pernah bikin ulah atau tindakan yang mencurigakan.

“Anaknya baik. Nggak pernah ada ulah apa-apa di desa,” katanya.

Sementara itu, saat reporter radio ini meminta ditunjukkan kediaman orang tua Wardoyo, pihak desa melarang. Alasannya, ibu Wardoyo kerap syok dan menangis, setelah anaknya dikabarkan menjadi salah satu anggota Gafatar.

“Nggak usah ke sana dulu Mas. Nanti malah nangis lagi. Belum jelas juga, pulang ke Tuyuhan atau ke Brebes,” katanya.

Namun ketika disambangi, rumah keluarga Wardoyo di sebelah barat Balai Desa Tuyuhan di bilangan Dukuh Karanglo, tampak sepi.

Mulyadi sempat memastikan, orang tua Wardoyo tidak tahu kalau anaknya masuk sebagai anggota Gafatar.

Menurutnya, tidak ada kesan dari orang tua yang bersangkutan berafiliasi dengan Gerakan Fajar Nusantara. Wardoyo memang sempat pamit ke orang tuanya untuk berangkat ke Kalimantan guna mengajar.

“Kata orang tuanya, pamit mengajar ke Kalimantan. Saat itu katanya (Wardoyo) berangkat dengan naik pesawat dari Semarang,” katanya.

Sebagai kepala desa, Mulyadi juga mengaku sempat mengontak Wardoyo via sambungan telepon, tapi yang bersangkutan menjawab masih berada di Kalimantan.

Komunikasi itu dilakukannya pada Jumat (29/1/2016) malam. Kades pun kontak lagi pada Sabtu (30/1/2016) pgi, tapi dijawab oleh suara orang lain.

Yang jelas, Mulyadi mengakui mendapat laporan, Wardoyo masuk sebagai anggota Gafatar dan saat ini berada di penampungan di Donohudan. Ia dikasih tahu oleh petugas tentara dan polisi setempat.

“Informasi itu berdasarkan identitas KTP Wardoyo yang tertera alamat Desa Tuyuhan Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang,” pungkasnya.

 

Penulis: Mukhammad Fadlil
Editor: Pujianto




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan