Garam Rembang Kalah Adu di Sumatera

Jumat, 18 April 2014 | 15:34 WIB
Petani garam di wilayah Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang (Foto:Puji)

Petani garam di wilayah Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang (Foto:Puji)

KALIORI, MataAirRadio.net – Garam produksi petani di Kabupaten Rembang disebut masih kalah adu di Pulau Sumatera. Menurut beberapa petani, penyebab kalah adalah kelancaran transportasi yang berdampak pada harga di pasar luar Jawa.

Rasmani, petani sekaligus produsen garam konsumsi di Desa Purworejo Kecamatan Kaliori mengatakan, garam dari petani lokal belum begitu banyak terserap di pasar luar daerah, terutama di Pulau Sumatera.

Menurutnya, secara kualitas, garam produksi petani Rembang bisa bersaing. Hanya saja, dari sisi transportasi, garam dari kabupaten ini tak bisa lebih cepat sampai ke daerah tujuan. Harganya pun jatuh tinggi karena pengiriman menempuh transportasi darat.

Dalam hal ini, garam Rembang kalah dari Madura. Petani garam Madura bisa mengirimkan barang secara lebih cepat ke Sumatera melalui jalur laut atau via kapal. Jatuh harga pun relatif lebih murah, sehingga konsumen enggan membeli garam dari Rembang.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rembang Suparman menambahkan, selain faktor transportasi, yang lebih penting adalah memproduksi garam sebagaimana kebutuhan industri. Selama ini, garam produksi petani lebih banyak diserap pasar garam konsumsi.

Menurutnya, petani perlu membidik arah produksi garam ke sektor industri. Tantangannya adalah menciptakan garam berkualitas sesuai kebutuhan industri, yakni garam kualitas pertama dengan butiran besar, utuh, dan putih.

Suparman tidak memungkiri, persoalan persaingan pasar garam tidak selesai dengan meningkatkan kualitas produksi. Dia berharap, pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan membantu fasilitas pemasaran kepada petani. Sambungan atau link ke perusahaan dibutuhkan petani.

Tahun ini, Pemerintah Kabupaten Rembang mengucurkan dana Pugar bagi 40 kelompok petani garam senilai total dua miliar rupiah. Setiap kelompok akan dibantu dana segar untuk melengkapkan peralatan dan perlengkapan guna memacu kualitas produksi garam.

Dengan bantuan peralatan dan perlengkapan untuk mendukung teknik ulir filter bergeomembran atau semacam terpal berbahan plastik HDPE, proses pembuatan garam akan menjadi lebih sempurna. (Pujianto)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan