Dana Habis, BPBD Pusing Layani Bantuan Air

Senin, 30 November 2015 | 17:35 WIB
Sebagian warga Desa Sulang Kecamatan Sulang masih kesulitan mendapatkan air bersih, meski hujan telah turun dalam tiga hari terakhir.  (Foto:Ahmad Muhtarom)

Sebagian warga Desa Sulang Kecamatan Sulang masih kesulitan mendapatkan air bersih, meski hujan telah turun dalam tiga hari terakhir. (Foto: Ahmad Muhtarom)

 

REMBANG, mataairradio.com – Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang mengaku pusing melayani permohonan bantuan air bersih dari desa-desa yang kini masih terdampak kekeringan.

Hal itu setelah jatah anggaran di BPBD untuk mengkaver bantuan air, sudah habis.

Kepala Seksi Logistik dan Kedaruratan pada BPBD Rembang Ahmad Makruf mengatakan, kekeringan di daerah ini bertambah luas.

“Desa-desa yang dulunya tidak pernah kekeringan, kini krisis air dan mengajukan bantuan ke Pemkab,” katanya.

Sampai Senin (30/11/2015) ini, menurutnya, ada 97 desa yang kekeringan.

“Desa-desa yang dulunya tidak kekeringan, tapi kini krisis air, kebanyakan berada di Kecamatan Kaliori, seperti Desa Tunggulsari dan Purworejo,” bebernya.

Makruf mengaku bingung harus meminta bantuan ke mana, selain berharap dana tanggung jawab sosial dari perusahaan (CSR).

“Dana tambahan Rp60 juta dari APBD Perubahan sudah habis hari ini (30/11/2015). Yang untuk Desember, ini masih bingung cari bantuan kemana. Kita coba lobi CSR dari perusahaan-perusahaan,” terangnya.

Pihak BPBD mengakui, prediksi turun hujan di Rembang meleset dari prakiraan.

Kepala Harian BPBD Rembang Suharso sempat memprediksi hujan normal sudah berlangsung pertengahan November, sehingga bantuan air bersih akan disetop pada akhir bulan ini.

“Namun sejak prediksi itu, curah hujan justru seret dan kekeringan malah menjadi,” tandasnya.

Ahmad Makruf mengungkapkan, Kepala Harian BPBD kini sedang merapat ke Penjabat Bupati Rembang guna meminta solusi penanganan kekeringan.

“Memang sempat ada saran untuk menggunakan dana tak tersangka. Namun sampai dengan Senin (30/11/2015) ini, belum ada persetujuan dari Pj Bupati,” ungkapnya.

Jika pun keputusan nantinya adalah memakai dana tak tersangka, maka pihak BPBD sudah menyiapkan SK status darurat kekeringan.

“SK status darurat kekeringan sudah ada. Pernyataan tentang itu (darurat kekeringan) juga sudah. Tinggal nanti DPPKAD minta apalagi,” katanya.

Mengenai dana CSR yang diincar oleh BPBD Rembang, Makruf mengharapkannya dari PT Semen Indonesia.

Ia mengakui, dana CSR dari PT SI sudah pernah dikucurkan pada Oktober dan November ini.

Ketika itu, dana CSR dipakai untuk bantuan 500 tangki air bersih.

“Tapi melihat kondisi kekeringan di Rembang yang masih parah, kami berharap kepada pihak PT SI, agar menambah alokasi dana tersebut,” pungkasnya.

 

Penulis: Pujianto
Editor: Pujianto




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan