Pasukan Reaksi Cepat Siap Tembak di Tempat Penjahat

Kamis, 30 Juni 2016 | 18:48 WIB
Gelar pasukan Operasi Ramadaniya 2016 di Alun-alun Rembang, Kamis (30/6/2016) pagi. (Foto: Pujianto)

Gelar pasukan Operasi Ramadaniya 2016 di Alun-alun Rembang, Kamis (30/6/2016) pagi. (Foto: Pujianto)

 

REMBANG, mataairradio.com – Kepolisian Resor Rembang menyiagakan tim khusus sebagai pasukan reaksi cepat di beberapa titik rawan kejahatan pada Operasi Ramadaniya 2016.

Kapolres Rembang AKBP Sugiarto mengatakan, pasukan reaksi cepat ini dibentuk oleh Satreskrim untuk menghadapi tindak kejahatan menonjol di Jalur Pantura dan mudik lainnya, seperti bajing loncat.

Pihaknya telah memberi instruksi tembak di tempat bagi setiap pelaku kejahatan yang beraksi selama berlangsungnya Operasi Ramadaniya sesuai perintah pucuk pimpinan Polri.

Selain itu, Kapolres juga menyebutkan pendirian lima pos pengamanan (Pospam) di Kaliori, Lasem, Kragan, Sarang, dan Bulu; perbatasan antara Rembang dengan Blora. Enam pos pelayanan atau posyan pun disiapkan.

“Pada Operasi Ramadaniya ini, kami juga melibatkan beberapa instansi, seperti Kodim Rembang, Dishubkominfo, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK), Pramuka, dan instansi lainnya,” ujarnya.

Sugiarto menyebutkan pula bahwa salah satu tujuan Operasi Ramadaniya adalah untuk memberikan kenyamanan pemudik, sehingga, beberapa fasilitas penunjang akan diberikan untuk pemudik yang melintas di kawasan Rembang.

“Kami akan koordinasi dengan bengkel mobil mengantisipasi adanya kendaraan pemudik yang mogok, termasuk mempertimbangkan menyediakan tukang pijat di pos pengamanan atau pelayanan,” katanya.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Rembang AKP Eko Adi Pramono menambahkan, pasukan reaksi cepat melibatkan tiga per empat kekuatan reserse kriminal dengan dibekali dengan persenjataan lengkap jenis SS1 V5.

Menurutnya, pasukan reaksi cepat yang ditempatkan di pospam dan beroperasi secara mobil ini akan segera bertindak apabila menjumpai tindak kejahatan sewaktu-waktu.

“Selain di jalur mudik, pasukan ini juga akan diskenariokan untuk masuk ke permukiman yang ditinggal mudik oleh penghuninya. Intinya kami tidak ingin para pemudik di Rembang teranacam oleh tindak kejahatan,” pungkasnya.

 

Penulis: Pujianto
Editor: Pujianto




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan