Masuk Musim Tanam Padi, Petani di Rembang Kesulitan Akses Pupuk Subsidi

Selasa, 8 Desember 2020 | 10:34 WIB

Wiwik Nuriko seorang petani di Desa Soditan Kecamatan Lasem ketika sedang menyiangi pembibitan bakal benih padi, baru-baru ini. (Foto: Hani Nur Istiqlali)

 

REMBANG, mataairradio.com –  Sejumlah petani di Kabupaten Rembang mulai menanam padi, seiring memasuki musim penghujan.

Wiwik Nuriko, salah satu petani di Desa Soditan Kecamatan Lasem, mengungkapkan, dirinya sudah membuat pembibitan padi, sekitar sepekan yang lalu. Bibit padi itu rencananya akan ditanam pada lahan seluas seperempat hektare miliknya.

“Sudah mempersiapkan bibit padinya, seminggu yang lalu. Ini rencananya mau nanam padi, seperempat hektare,” terangnya.

Ia juga mengungkapkan, ada kendala yang dialami petani, yakni dalam mendapatkan pupuk subsidi. Petani harus memiliki kartu tani untuk bisa mendapatkan pupuk subsidi dari pemerintah.

Wiwik menyebutkan, biasanya dalam menanam padi dirinya membutuhkan pupuk berbagai jenis sebanyak lima karung. Jenis pupuk yang biasa digunakannya yaitu, urea, poska, dan SP 36.

“Kendalanya itu mendapatkan pupuknya susah, karena harus punya kartu tani. Kalau tidak punya kartu tani harganya mahal,” ungkapnya.

Di tempat lain, salah seorang petani di Dukuh Ropoh Desa Pancur Kecamatan Pancur, Suntari mengaku, belum melakukan persiapan menanam padi. Hal itu disebabkan, karena manurutnya masih belum cukup air.

Sebagaimana Wiwik, Suntari juga mengungkapkan, terkendala dalam memperoleh pupuk subsidi pemerintah.

Menurutnya, stok pupuk di tingkat pengecer di desanya terbilang minim, sehingga tidak dapat mengakomodir kebutuhan para petani seperti dirinya.

“Belum persiapan menanam padi. Ini masih belum cukup airnya. Hujannya kurang. Kendalanya itu pupuknya jarang. Jadi belum punya pupuk,” terangnya.

Di kesempatan terpisah Kepala Seksi Pupuk, Pestisida, dan Alsintan pada Dinas Pertanian dan Pangan Rembang Mochamad Setiarta mengungkapkan, memang ada kendala pada mekanisme di kalangan petani.

Banyak para petani yang belum familiar dengan sistem penebusan pupuk, serta kekhawatiran petani akan ketersediaan pupuk.

Ia menjelaskan, saat ini mekanisme penebusan pupuk subsidi, petani harus menunjukkan kartu tani, sedangkan bagi petani yang tidak memiliki kartu tersebut harus terlebih dahulu masuk ke dalam Sistem Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok atau E-RDKK.

“Alokasi Aman. Hanya terkendala mekanisme yang di tingkat petani belum familiar dengan sistem penebusan dan kekhawatiran petani akan ketersediaan pupuk. Penebusan pupuk penggunaan kartu tani. Yang belum punya harus masuk ke e-RDKK,” terangnya.

 

Reporter: Moh Asif Nur H/Hani Nur Istiqlali
Penulis: Melia Maldani
Editor: Mukhammad Fadlil




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan