Pintu Air di Embung Kecil Jadi Sasaran Maling

Senin, 23 September 2013 | 15:11 WIB
Kepala Bidang Sumber Daya Air pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Rembang, Sinarman, (Foto:Puji)

Kepala Bidang Sumber Daya Air pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Rembang, Sinarman, (Foto:Puji)

REMBANG, MataAirRadio.net – Pintu air di sejumlah embung kecil di Kabupaten Rembang rawan dicuri. Dari data di masa lalu, aksi pencurian sering kali terjadi pada saat musim kemarau. Pencurian pintu air biasanya terjadi di embung yang berada jauh dari permukiman. Nilai dari setiap pintu air yang dicolong bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Kepala Bidang Sumber Daya Air pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Rembang Sinarman mengaku pernah menangkap basah pelaku pencurian pintu air di embung kecil, salah satunya di Bonjor Kecamatan Sarang. Selain itu, juga di Pancur dan Kasreman, Rembang.

Aksi maling pintu air dilakukan dengan cara memotong dan mengambilnya. Pelakunya jarang yang merupakan warga setempat, tetapi warga dari luar daerah. Pintu air curian itu lantas dijual ke pengepul barang bekas di luar kota.

Sinarman juga mengaku menjadi repot jika aksi pencurian pintu air marak. Harga pintu air terbilang mahal, antara enam juta rupiah hingga Rp34juta. Untuk menggantinya memakan waktu cukup lama karena harus menyesuaikan mekanisme anggaran.

Sebenarnya, petugas penjaga pintu air sudah ditempatkan, namun saat ini hanya sebatas di embung besar. Sedangkan untuk embung kecil, pihaknya mengandalkan peran aktif dari masyarakat untuk turut mengawasinya.

Untuk menekan ancaman pencurian pintu air di musim kemarau, Sinarman sudah memberikan imbauan kepada pihak desa dan petugasnya untuk meningkatkan kewaspadaan. Pencurian pintu air tidak dilakukan sendiri, tetapi dalam komplotan serta menggunakan mobil atau becak bermotor ketika beraksi.

Kepala Bidang Sumber Daya Air DPU Rembang menambahkan, melalui APBD Perubahan tahun ini, pihaknya mengusulkan anggaran untuk perawatan embung. Perawatan yang dimaksud, salah satunya untuk mengganti pintu embung yang rusak atau hilang.

Selain perawatan, sosialiasi dan pembinaan bagi gabungan perkumpulan petani pemakai air juga dilakukan, setidaknya untuk lima desa pada setiap tahunnya. (Pujianto)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan