Pendirian Tiang Baliho Diminta Perhatikan Radius Aman

Kamis, 26 Januari 2012 | 08:23 WIB


KOTA – PT PLN (Persero) Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) Rembang meminta pemerintah kabupaten setempat tidak asal mengabulkan izin pendirian tiang baliho sehingga perlu memperhatikan radius aman terhadap jaringan kabel listrik.

“Perlu ada kajian secara utuh ketinggian tiang baliho terhadap radius aman jika terjadi bencana, misalnya angin kencang. Sebab, jika papan baliho sampai roboh, sementara radius aman tidak dihitung cermat sebelumnya, maka jaringan kabel listrik PLN bisa terputus dan menyebabkan adanya pemadaman sehingga merugikan pelanggan,” kata Pelaksana Harian Manajer PT PLN (Persero) UPJ Rembang, Supriyadi, Kamis (26/1).

Ia mencontohkan, kerusakan baliho di kawasan pertigaan Clangapan, Kecamatan Kota Rembang dan di kompleks Terminal Lasem pada Selasa (24/1) telah menyebabkan padamnya aliran listrik untuk sementara di kedua wilayah itu karena beberapa perangkat mengenai jaringan kabel PLN.

“Kami khawatir, jika ke depan pemkab setempat tidak ada perhatian terhadap hal ini (pendirian baliho), akan berdampak pada ketidaknyamanan pelanggan,” kata dia.

Meski demikian, menurut dia, jika pun terjadi listrik padam, pihaknya tetap mengacu standar operasional prosedur penanganan dan semaksimal mungkin memenuhinya.

PLN, kata dia, memiliki integritas layanan publik (ILP) dan standar kerja petugas dalam melayani masyarakat. “Standar kerja petugas PLN biasa disebut 3, 4, 5. 45 adalah ‘respon time’ yang artinya petugas harus datang selambat-lambatnya 45 menit ke rumah pelanggan yang mengalami gangguan listrik, sedangkan 3 adalah petugas PLN diberi waktu maksimal 3 jam dalam penyelesaian gangguan,” kata dia menjelaskan.

Supriyadi menegaskan listrik PLN tidak takut petir, hujan, atau pun angin. “Yang dikhawatirkan adalah hambatan samping jaringan. Tidak hanya tiang baliho, tetapi juga ranting atau dahan pohon yang mengganggu kabel jaringan bisa memicu listrik padam,” kata dia.

Menanggapi keluhan banyak pelanggan seiring kerap padamnya listrik di UPJ Rembang dalam beberapa hari terakhir, dia menyatakan sudah berupaya mengantisipasinya dengan melakukan terabas ranting pohon yang mengganggu jaringan kabel serta penggantian trafo yang sudah memasuki habis umur teknisnya.

“Hanya, kami memang menemui kendala saat menerabas dahan atau ranting itu karena tidak semua warga pemilik pohon kooperatif,” kata dia.

Ia pun tak menampik tingkat keluhan pelanggan yang mengalami peningkatan menyusul angin kencang dan faktor alam lainnya yang terjadi belakangan ini. “Persentase gangguan karena faktor alam memang meningkat. Tidak hanya di Rembang, tetapi juga di banyak daerah,” kata dia.

Ia menambahkan setiap pemadaman yang menjadi kehendak PLN karena alasan tertentu, pasti dilakukan dengan didahului pemberitahuan resmi, melalui radio atau media cetak.

“Namun, di Rembang, kemungkinan pemadaman oleh PLN kecil, kecuali jika dipicu gangguan alam yang datang tiba-tiba,” kata dia menandaskan. (Puji)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan