Pemkab Tawarkan Relokasi Pedagang Pasar Kota Rembang

Minggu, 13 Mei 2012 | 06:01 WIB


KOTA – Rehabilitasi kios Pasar Kota Rembang yang terbakar pada September tahun lalu kini hampir selesai. Sekretaris Daerah Kabupaten Rembang Hamzah Fatoni menyebutkan setelah selesai direhabilitasi, nantinya kios-kios tersebut diperkenankan untuk segera ditempati pedagang.

“Langkah berikutnya setelah penanganan darurat Pasar Kota Rembang bersifat opsional. Artinya, opsinya antara membangun pasar secara permanen atau merelokasi pedagang ke areal baru,” terang Hamzah kepada wartawan, Kamis (10/5) pekan lalu.

Hamzah menjelaskan, relokasi yang ditawarkan bukanlah hantu bagi pedagang karena saat ini tanah untuk kepentingan itu telah siap. “Meski demikian, kami tetap akan mengomunikasikan opsi ini terlebih dahulu dengan para pedagang,” tandasnya.

Sekda menjelaskan, relokasi pasar diwacanakan ke areal pasar lama atau sekitar satu kilometer sebelah barat Pasar Kota Rembang. “Di areal relokasi, nantinya juga akan dilengkapi dengan terminal mini angkutan barang serta terminal untuk dokar dan becak,” imbuhnya.

Mengenai pembangunan pasar secara permanen, kata Hamzah menambahkan, proporsi pemerintah kabupaten hanya terbatas pada penyediaan fasilitas umum (fasum) pasar seperti pembangunan pagar dan sistem drainase.

“Sementara untuk pembangunan kios dan los akan menggunakan mekanisme investasi. Jadi pembangunan pasar secara permanen bukan menggunakan investasi murni,” jelas dia.

Menurut Hamzah, upaya pembangunan pasar secara proporsional tersebut dilakukan untuk mengurangi beban pedagang. “Prinsip pembangunan pasar secara permanen itu adalah membuat rakyat atau pedagang tidak susah,” ujar dia.

Ia menegaskan, desain pembangunan pasar secara permanen itu bukanlah pasar modern seutuhnya. “Desainnya tradisional-modern,” tandasnya. (Puji)




9 comments
  1. andi23

    Mei 13, 2012 at 7:29 am

    3 Milyar untuk Mobil baru, 6 Milyar untuk nanggap bledosan ranjau. Untuk apa mikir ekonomi dan nasib pedagang pasar tradisional!

    lha untuk apa mikir nasib rakyat pasar tradisional segala pak pejabat. bukankah lebih enakan untuk ganti AC kantor atau AC rumah anda aja yang baru. kan mobil sudah baru. biarkanlah pasar besar di kota rembang itu terbengkelai. toh anda tetap di dalam gedung dan mobil yang mewah…. sudahlah APBD itu enak untuk berfoya-foya aja sekalian untuk nanggap Koarmatim untuk bledoske ranjau yang seharga 6 Milyar itu.. itu lebih menghibur daripada mikirin pasar tradisional yang kumuh. toh anda tidak kan pernah blusukan ke sana.

    Reply
  2. KARIS

    Mei 13, 2012 at 9:08 am

    LEBIH ENAK BELI MOBIL DINAS BARU DAN GELAR ACARA SAPU RANJAU AJA. SUDAH JELAS SIAPA MENDAPAT APA DAN BERAPA PAK. DARIPADA SUSAH MIKIRIN EKONOMI MASYARAKAT, APALAGI MIKIR PASAR TRADISIONAL. INDOMARET DAN ALFAMART AJA JELAS ITUNG-ITUNGANNYA FEENYA. SUDAHLAH TIDAK USAH PUNYA NASIONALISME SEGALA. JADI PENJAJAH SEJATI SEPERTI INI SUDAH ENAK DAN SESUAI DENGAN VISI MISI DAN TUJUAN BUPATI.

    Reply
  3. dur

    Mei 14, 2012 at 7:42 am

    untuk apa mikirin bangun pasar. toh nanti lama-lama rakyat terbiasa sengsara. urus saja para pejabat yg tidak terbiasa sengsara!

    Reply
  4. Kardi ngotet

    Mei 14, 2012 at 10:08 am

    Cermin tdk ada kepekaan terhadap kehidupan warganya. Para pejabat asyik dgn urusannya sendiri. Pasar kobong dibiarkan terlantar

    Reply
  5. Tijak

    Mei 14, 2012 at 12:48 pm

    Hantu koruptor terlihat diwajah bapak kok gimana mau bilang tdk? Coba aja ambil cermin.

    Reply
  6. Anonymous

    Mei 15, 2012 at 5:05 am

    Sing ngrusah rembang iku ya siswanto dkk ning semar cindai. Rangket siswanto gawa ng polda beres. Orah ngarah pemkab gelem mikir rakyate. Mateni rejekine rakyat ya iyo

    Reply
  7. Sarti

    Mei 15, 2012 at 9:41 am

    Wong ngene iki ra iso dipercaya. Omongane kaya asu! Muni pemkab ra duwe duik nggo dadani pasar malah borong mobil dinas. Pejabat kaya iki cangkeme aji kirik!

    Reply
  8. Aniez

    Desember 3, 2012 at 10:07 pm

    benar juga itu mas.

    Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan