Mengaku Kena Tipu, Kades dan Istrinya Ngemplang Utang

Selasa, 25 September 2012 | 07:30 WIB
Beberapa warga Desa Panohan saat mengadu ke DPRD Kabupaten Rembang, Senin (24/9). (Foto: Pujianto)

GUNEM, mataairradio.net – Kepala Desa Panohan, Kecamatan Gunem, Sudigdo, dan istrinya Siti Mahmudah, menyatakan telah menjadi korban penipuan berkedok investasi emas sehingga mereka terpaksa mengemplang pembayaran utang kepada sejumlah warga.

“Kami terbelit utang gara-gara istri saya yang ikut dalam sebuah program investasi emas, ternyata telah ditipu. Sebagai suami, saya tentu bertanggung jawab,” kata Sudigdo yang dihubungi dari Rembang melalui saluran telepon, Selasa (25/9).

Sudigdo membeber, penipuan berawal dari kedatangan seorang bernama Nidlom yang mengaku asal Pasuruan, Jawa Timur, menawarkan investasi emas kepada istrinya.

“Seorang yang mengaku bernama Nidlom itu lantas mengirimkan Yahya sebagai pemandu investasi. Yahya kerap datang kepada istri saya, menawarkan beberapa paket investasi emas. Istri saya pun tergiur,” dalihnya.

Lantaran kepincut untung besar, lanjut Sudigdo, istrinya nekat meminjam sertifikat tanah dan buku pemilikan kendaraan bermotor (BPKB) kepada beberapa warga sebagai jaminan pinjaman ke sejumlah bank dan koperasi simpan pinjam, untuk ikut investasi itu.

“Belakangan, investasi tersebut tidak jelas. Kami menjadi terbelit utang. Karena belum bisa membayar (utang), jaminan (sertifikat/BPKB) ya masih ditahan pihak bank. Kami harap warga bersabar. Kami masih memiliki itikad baik,” aku Siti Mahmudah.

Seperti diketahui, sejumlah warga Desa Panohan, Kecamatan Gunem, Senin (24/9) kemarin, mengadu ke DPRD Rembang lantaran sertifikat dan BPKB milik mereka dipinjam Kepala Desa Panohan, Sudigdo, namun sampai saat ini, tak kunjung dikembalikan.

Warga menyebut Sudigdo dan Siti Mahmudah telah “menggelapkan” tak kurang 25 lembar sertifikat dan BPKB warga untuk keperluan pribadinya.

“Apapun alasannya, kami minta sertifikat dan BPKB yang dipinjam Kades dan atau istrinya dikembalikan segera kepada warga,” kata Karmain, warga Dusun Sawahombo Desa Panohan.

Meski sudah jelas berutang kepada warga, katanya, Sudigdo malah kerap marah-marah dan terkesan menantang warga, ketika ditagih. “Karena itu, kami minta ia dicopot dari jabatannya,” imbuh Ridwan, warga lainnya. (Pujianto)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan