Kualitas Proyek Penataan Kawasan Tugu Perbatasan Rembang-Tuban Disoal

Jumat, 8 Februari 2013 | 18:32 WIB
pemavingan tanah sebelah timur patung Diponegoro, berujung longsor.

Pemavingan tanah sebelah timur patung Diponegoro, berujung longsor.

SARANG – MataAirRado.net, Kualitas proyek penataan kawasan sekitar tugu perbatasan Rembang-Tuban di Desa Temperak Kecamatan Sarang disoal. Sebab, pemavingan yang baru sekitar satu bulan lalu dirampungkan, kini sudah amburadul tak karuan.

Berdasarkan pantauan reporter MataAir Radio, Jumat (8/2) pagi, pemavingan tanah sepanjang sekitar lima meter dan lebar dua meter di sisi utara jalan sebelah timur patung Diponegoro, berujung longsor. Material perkerasan atau penutup permukaan tanah ini pun berantakan. Sebagian diselamatkan dan ditumpuk di tepi jalan, namun sebagian lainnya masih dibiarkan terjun ke tambak.

Hadi, seorang warga Desa Temperak berpendapat, untuk ukuran proyek yang ditangani Pemerintah Provinsi, kualitas pengerjaan proyek penataan kawasan perbatasan Jawa Tengah dengan Jawa Timur ini, dinilai tidak cukup baik. Sebab menurut Hadi, belum lama selesai dikerjakan, tatanan paving sudah diketahui retak. Tak lama kemudian, keretakan berujung pada ambrolnya bagian yang dipaving di sisi utara.

Ironinya, meski sudah ambrol, sejauh ini belum ada penanganan serius dari pihak pelaksana proyek. Sejumlah pekerja sekadar mengambil paving yang sudah lepas, sementara upaya perbaikan belum ada tanda-tanda dilakukan.

Rahmat, warga lainnya di Desa Temperek juga menyatakan, kualitas proyek penataan kawasan perbatasan dengan pemavingan itu pantas dipertanyakan.

Pemavingan kata Rahmat juga terbukti tak cukup tahan dengan guyuran hujan yang berlangsung sepanjang Januari. Mengenai longsor, Rahmat menyatakan, mestinya pelaksana proyek telah memiliki desain agar pemavingan tidak rentan longsor ketika musim penghujan.

Sementara itu, Camat Sarang Akhsanudin saat dihubungi mengaku, kurang mengetahui pasti perihal ambrolnya pemavingan di kawasan perbatasan. Namun, terkait penanganan pemavingan pascaambrol, jelas menjadi bagian pengawasan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Akhsanudin pun turut menyesalkan kualitas pemavingan. Sebab, semua tahu, pemavingan baru saja dirampungkan sekitar satu bulan silam. (Ilyas Almustofa)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan