Kisruh, Seleksi Kaur Keuangan Gunem Ditunda

Kamis, 13 Desember 2012 | 16:45 WIB
Ilustrasi

Ilustrasi

REMBANG – MataAirRadio.net, Tes seleksi pengadaan jabatan kepala urusan keuangan di Desa Trembes Kecamatan Gunem yang sedianya digelar pada Kamis (13/12) pagi akhirnya urung dilaksanakan.

Sekretaris Desa Trembes, Hendro Kurniawan yang dihubungi melalui saluran telepon mengungkapkan, penundaan tes seleksi pengadaan jabatan kepala urusan keuangan desa itu dilakukan lantaran panitia seleksi mengundurkan diri.

Pengunduran diri panitia seleksi itu sebagai buntut dari kisruh proses pengadaan perangkat desa setempat yang mensyaratkan pembayaran sebesar Rp55juta bagi peserta yang lulus seleksi.

Sekdes Trembes, Hendro Kurniawan juga mengatakan, seleksi pengadaan jabatan kepala urusan keuangan akan digelar setelah kondisi kondusif dan ada petunjuk lebih lanjut dari Pemerintah Kecamatan Gunem.

Camat Gunem Teguh Gunawarman mengatakan, penundaan seleksi pengadaan jabatan kepala urusan keuangan Desa Trembes memang sudah dikonsultasikan kepadanya.

Teguh juga mengatakan, proses seleksi perangkat desa memang harus sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Apabila ada hal lain yang tidak tercantum di perda atau perbup tersebut, kata Teguh, harus ada kesepakatan mengikat terlebih dahulu antara panitia dengan bakal calon, terutama bakal calon yang jadi.

Apabila tidak ada titik temu, Teguh Munawarman menegaskan, hal itu tidak bisa dipaksakan. Camat Gunem ini menyatakan, penundaan menjadi jalan terbaik dan kisruh seputar pengadaan perangkat Desa Trembes diperkirakannya sudah tuntas pekan depan.

Untuk diketahui, dua peserta seleksi masing-masing Mudrik dan Darmawan Edi menolak persyaratan menyerahkan biaya Rp55juta apabila sudah menjadi kepala urusan keuangan lantaran bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2007 dan Perbup Nomor 9 Tahun 2007 tentang Pemilihan Perangkat Desa.

Dalam Perda dan Perbup tersebut hanya disebutkan biaya tes sebesar Rp7,5juta dibebankan kepada semua peserta seleksi. Dua peserta seleksi sanggup membayar biaya tes tersebut, namun tidak untuk yang Rp47,5juta itu. Sebagai gantinya, keduanya siap menyerahkan sepertiga dari luasan lahan bengkok mereka untuk keperluan sosial seperti masjid dan lembaga pendidikan. (Pujianto)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan