Keluar Malam, Pelayan Warkop Jadi Korban Tabrak Lari

Senin, 4 Juni 2012 | 11:03 WIB


KOTA – Nekat keluar larut malam untuk mencari makan, seorang perempuan pelayan warung kopi bernama Ita Novianingsih (29), warga RT 4 RW 2 Desa Platar, Kecamatan Tahunan, Jepara, justru mengalami nahas.

Ibu dari dua orang anak itu menghembuskan nafas terakhirnya di RSU dr R Soetrasno Rembang karena mengalami luka parah di bagian kepala dan patah tiga tulang rusuk kanannya setelah sebuah truk tak dikenal menyerempetnya dari belakang dan terjatuh di kawasan dekat Jembatan Karanggeneng, Senin (4/6) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB..

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari lokasi kejadian, kecelakaan bermula ketika Ita yang membonceng sepeda motor jenis Yamaha Mio bernomor polisi K 3634 BM dan dikendarai Dewi, rekan korban, melaju dengan kecepatan sedang dari arah barat (Pasar Pentungan).

Begitu hendak melintasi Jembatan Karanggeneng, dari arah yang sama melaju sebuah truk gandeng tanpa dikenal nomor polisinya.

“Karena lebar jalan ketika mau melintasi jembatan menyempit sehingga laju sepeda motor sedikit ke kanan dan jarak truk dengan sepeda motor terlalu dekat, korban dan sepeda motornya terserempet,” terang Kanit Laka pada Satlantas Polres Rembang Iptu Muhammad Syuhada.

Seketika Ita dan Dewi terjatuh, sementara truk tak dikenal itu lari. Ita mengalami luka parah di bagian kepala dan tulang iganya, sedangkan Dewi hanya luka ringan.

Meski sempat mendapatkan pertolongan medis dan sempat sadar, Ita yang bekerja sebagai pelayan warung kopi di selatan Perempatan Galonan itu menghembuskan nafas terakhirnya pada menjelang matahari terbit, sekitar pukul 05.30 WIB.

Teguh Budi Mulyawan, pemilik warung kopi menuturkan, sebelum kejadian dini hari itu, perilaku Ita memang tidak seperti biasanya. “Biasanya kalau mau keluar cari makan, kami selalu beramai-ramai. Hampir tidak pernah, karyawan kami keluar sendiri-sendiri untuk mencari makan kalau hari sudah larut malam,” terang Teguh.

Namun, lanjut dia, malam itu, ketika Ita yang sudah bekerja di warung kopinya lebih dari lima bulan, pamit keluar mencari makan, dirinya tak banyak berpikir untuk mengizinkannya.

“Ia pamit dan meminjam sepeda motor Yamaha Mio untuk keluar mencari makan. Tentu tidak mengira kalau kejadiannya bakal seperti ini,” katanya.

Teguh juga menyatakan, kendati memilih keluar larut malam setelah warung kopinya tutup, kondisi korban dan juga Dewi tidak sedang dalam pengaruh alkohol.

“Tidak ada karyawan kami yang bertingkah menyimpang, seperti mengonsumsi minuman keras. Bisa dicek. Kejadian malam itu murni musibah,” ujar Teguh yang warga Turusgede Kecamatan Kota Rembang itu.

Paman korban, Joyo Suwarno (42), mengaku langsung bertandang ke kamar mayat RSU dr R Soetrasno Rembang begitu mendapatkan kabar kematian keponakannya itu.

“Ia memiliki dua orang anak, satu sudah besar dan satu masih anak-anak. Suaminya bekerja di Sulawesi. Sesampainya di rumah duka, keluarga bersepakat untuk langsung memakamkannya tanpa harus menunggu suaminya sampai rumah,” tegasnya. (Puji)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan