Diduga Wafat 525 Tahun Lalu, Jenazah Masih Utuh

Kamis, 5 Juli 2012 | 09:03 WIB
Makam Sayyid Qutub Maulana Zanjari di Dresi Kulon, Kaliori. (Foto: Puji)

KALIORI – Warga Desa Dresi Kulon, Kecamatan Kaliori, dalam setahun terakhir ini sibuk menyiapkan bangunan makam seorang alim yang ditengarai merupakan ulama asal Tarim, Yaman, bernama Sayyid Qutub Maulana Zanjari yang meninggal 525 tahun yang lalu.

Menurut Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Desa Dresi Kulon, Atak Supriyadi kepada suararembang, Kamis (5/7), pembangunan makam tersebut dilakukan untuk memberikan kenyamanan kepada para peziarah yang terus mengalir, pascapenemuan sesosok jenazah utuh dalam liang lahat pada Rabu Legi, 25 Syaban 1432 Hijriyah atau 27 Juli 2011 silam, oleh warga.

“Tujuan desa membangun makam seorang alim yang menurut KH Nur Hamim Adlan asal Ponorogo Jawa Timur, merupakan makam Sayyid Qutub Maulana Zanjari asal Tarim-Yaman yang meninggal pada 12 Sya’ban 908 Hijriyah itu, adalah untuk memberikan kenyamanan bagi para peziarah yang mulai berdatangan dari berbagai daerah di Jawa Tengah maupun Jawa Timur,” kata Atak.

Menurut Atak, awal penemuan sesosok jenazah utuh di dalam liang lahat itu bermula ketika salah seorang warga setempat, Wakijan, meninggal dunia pada 27 Juli 2011 lalu.

Saat itu, tutur dia, warga yang sedang membuat liang lahat untuk almarhum Wakijan dikejutkan dengan sebujur jenazah dengan kain kafan dan jasad yang masih utuh.

Padahal, katanya, sebelum ditemukan jenazah yang membujur sepanjang hampir dua meter tersebut, dalam aktivitas pembuatan liang lahat, warga menemukan terlebih dahulu tengkorak-tengkorak manusia di tiga lapis tanah di atasnya.

“Saat itu saya yang belum menjabat sebagai Kaur Kesra bersama beberapa warga memberanikan diri membuka tali pocong bagian kepala. Begitu saya buka dan saya melihat sebagian wajah dan rambutnya masih utuh, saya tak berani lagi membuka lebih banyak. Namun warga turut memastikan seluruh jasad dari jenazah itu masih utuh sebelum diputuskan ditutup lagi dengan tanah galian,” tuturnya.

Sejak saat itu, imbuh Ketua Pengurus Makam tersebut, Haji Hasan Sumardi, sejumlah peziarah mulai berdatangan, antara lain dari Pati bahkan dari Ponorogo, Jawa Timur.

“Pagi tadi (5/7) baru saja pulang serombongan peziarah dari Ponorogo dari makam ini. Peziarah memang terus berdatangan. Saat “khol” (peringatan wafat, red.) 12 Syaban kemarin (2/7), peziarah mencapai 1.800 orang,” terang dia.

Menurut Haji Hasan, di kompleks makam tersebut, kini sudah terpampang silsilah dari Sayyid Qutub Maulana Zanjari yang diklaim masih merupakan keturunan dari salah seorang sahabat Nabi Muhammad, Abu Bakar Asshidiq.

“Namun, seorang ulama asal Ponorogo KH Nur Hamim Adlan meminta waktu untuk menjelaskan sebab Sayyid Qutub Maulana Zanjari dimakamkan di Dresi Kulon. Mungkin pada ‘khol’ tahun depan, sudah ada penjelasan,” katanya.

Kepala Desa Dresi Kulon, Hadi Susanto menambahkan, sejak penemuan makam seorang alim tersebut, pemerintah desa setempat telah mengubah status tempat pemakaman setempat dari tempat pemakaman umum menjadi tempat pemakaman muslim.

“Tempat pemakaman jenazah warga nonmuslim sudah kami sediakan, di kawasan Gandri Desa Dresi Kulon,” kata dia.

Pihak desa akan terus melengkapi fasilitas di kompleks makam tersebut, antara lain dengan mengupayakan adanya kamar mandi, musala, dan tempat istirahat sementara bagi para peziarah.

“Listrik dan jaringan air bersihnya juga belum ada. Warga bersama pemerintah desa akan berupaya mengadakannya,” tandas dia. (Puji)




One comment
  1. Otak Berita

    September 24, 2012 at 9:55 am

    Luar Biasa…….. Kog bisa bgtu ya????

    Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan