Diduga Akibat Tenggak Legen, 30 Warga Keracunan

Selasa, 20 Maret 2012 | 07:00 WIB


KRAGAN – Sebanyak 30 warga Dusun Mbanyon Desa Woro, Kecamatan Kragan, Senin (19/3) malam sekitar pukul 19.30 WIB, dilarikan ke Puskesmas Kragan II karena keracunan diduga akibat menenggak legen yang dijual oleh pedagang keliling pada Sabtu (17/3) pagi.

Berdasarkan pantauan di Puskesmas Kragan II, Selasa (20/3), sebagian warga yang keracunan telah diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah mulai membaik dan cukup ditangani dengan rawat jalan. Sementara 15 orang lainnya masih menjalani rawat inap di puskesmas tersebut.

Seorang warga Dusun Mbanyon, Zaimah (35) menuturkan kejadian bermula ketika beberapa orang warga, termasuk anaknya, membeli minuman jenis legen yang dijajakan keliling kampung oleh Winarsih (30), warga Dusun Srambit desa setempat, pada Sabtu (17/3) sekitar pukul 09.00 WIB.

Selama tiga tahun terakhir, legen yang dijual Rp4.000 per botol ukuran 1,5 liter oleh Winarsih tersebut, diketahui aman-aman saja. Namun, ketika itu, beberapa jam berselang, tepatnya pukul 15.00 WIB, Anisatul Afifah (8), anaknya, mengalami muntah, berak, pusing, dan mengeluh perutnya sakit.

“Ketika itu, saya pun segera membawa Anisa ke bidan setempat,” kata warga RT 3 RW 3 ini.

Keluhan serupa ternyata tidak hanya dirasakan satu dua warga. Karena warga yang mengalami muntah, berak, dan pusing cukup banyak, Kepala Desa pun menghubungi pihak Puskesmas Kragan II pada Senin (19/3) malam.

“Anak kami dan warga lainnya yang keracunan akhirnya dijemput pihak puskesmas untuk ditangani lebih lanjut,” kata Soimatun, warga lain yang anaknya, Anisatul Lutfiana (2,5), juga keracunan.

Kepala Puskesmas Kragan II, dokter Ali Syofii mengatakan, sebanyak 30 orang warga tersebut memang mengalami keracunan, namun pihaknya masih belum menyimpulkan penyebabnya.

Mereka yang keracunan memiliki sebaran usia beragam, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Ia pun memastikan, tingkat kegawatan semua pasien yang masih dirawat inap masih terbilang ringan.

“Penyebab warga mengalami keracunan masih dalam investigasi. Kami akan segera kirimkan sampel dari sisa legen dan muntahan penderita untuk dilakukan uji mikrobiologi di laboratorium untuk memastikan adanya racun atau tidak,” kata dia.

Ia menyebutkan, hasil pemeriksaan laboratorium diperkirakan akan bisa diketahui maksimal satu minggu setelah dilakukan pengujian. (Puji)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan