Lima Kecamatan di Rembang Diminta Siaga Demam Berdarah

Jumat, 22 November 2013 | 14:48 WIB
Ilustrasi

Ilustrasi

REMBANG, MataAirRadio.net – Lima kecamatan di Kabupaten Rembang disebut rawan serangan demam berdarah dengue atau DBD pada pergantian musim tahun ini. Lima kecamatan itu adalah Lasem, Rembang Kota, Kragan, Sarang, Sulang, dan Bulu. Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang meminta kepada warga di lima kecamatan tersebut agar siaga DBD.

Namun Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang Ali Syofii mengungkapkan, Lasem menjadi kecamatan yang paling rawan DBD pada tahun ini. Dia menjelaskan, penduduk di kecamatan itu sudah cukup padat, sedangkan kesadaran untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN masih kurang.

Ali mengaku akan segera memberikan seruan melalui surat kepada camat dan kepala puskesmas di daerah rawan DBD agar menggalakkan gerakan PNS bersama masyarakat. Dia menekankan, pencegahan DBD paling efektif dilakukan dengan PSN. Langkah pengasapan atau fogging yang selama ini dianggap tepat, tidaklah efektif karena hanya nyamuk dewasa yang mati.

Selain DBD, penyakit yang biasa menyerang saat musim hujan adalah penyakit kulit. Meski sepele, penyakit pada kulit bisa memberikan rasa tidak nyaman karena menganggu penampilan. Namun ancaman penyakit kulit ini, menurut Ali Syofii umumnya menjangkit ketika air hujan tidak mengalir dengan baik lalu membentuk genangan.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan, genangan air atau banjir inilah yang akan meningkatan kemungkinan infeksi bakteri, jamur, virus atapun parasit terhadap kulit. Terlepas dari ancaman penyakit kulit, penyakit lain yang rentan pada musim penghujan adalah diare dan infeksi saluran pernafasan seperti batuk, pilek, dan radang tenggorokan.

Ali menjelaskan, hujan yang disertai banjir berdampak pada sumber air bersih yang tercemar dan membuat banyak kuman dari air-air kotor, berkeliaran. Berdasarkan catatan pada musim hujan tahun lalu, pasien diare dan infeksi saluran pernafasan mengalami peningkatan.

Khusus untuk kasus demam berdarah dengue, sepanjang 2012 kemarin, tercatat ada 388 penderita DBD dan enam di antaranya meninggal dunia. Apabila dibandingkan dengan tahun 2011 yang jumlahnya hanya 106 penderita, maka mengalami kenaikan tiga kali lipat.

Dinas Kesehatan mengaku belum merekap jumlah kasus DBD pada tahun 2013. Sedangkan untuk kasus diare, tercatat 8.400 kasus pada tahun 2012 atau turun dari 2011 yang mencapai lebih dari 10.000 penderita. (Pujianto)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan