KOTA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang meminta warga mewaspadai arah dan kecepatan angin saat membakar daun tebu kering pascatebang karena berpotensi kebakaran.
“Saat ini, kebanyakan tebu milik petani sudah memasuki masa tebang. Biasanya tak lama setelah tebang, petani membakar daun tebu kering di lahannya. Ketika petani memilih membakarnya, waspadai arah dan kecepatan angin,” terang Kepala BPBD Kabupaten Rembang, Suharso, Selasa (5/6).
Menurut dia, peristiwa terbakarnya kebun tebu milik seorang warga di Desa Pacing, Kecamatan Sedan pada pekan lalu patut menjadi pelajaran bagi banyak pihak.
“Daun tebu yang kering cukup mudah terbakar. Terkena bara dari puntung rokok saja, akibatnya bisa menjalar kemana-mana. Lha kalau dekat dengan permukiman warga kan bisa berbahaya,” katanya.
Ia mengemukakan, untuk mengetahui arah dan kecepatan angin, petani tak perlu repot-repot menyimak laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
“Cukup dengan mengibarkan kain kaos bekas dengan menggunakan sebilah bambu lalu lihat arah anginnya. Jika kain kaos berkibar dengan kencang, disarankan untuk menunda membakar daun tebu kering itu,” kata dia.
Hanya, imbuh Suharso, kendati ketika hendak membakar daun tebu kering arah angin dan kecepatannya telah diketahui aman, tetap saja petani diimbau untuk memperhatikan kobaran api.
“Jangan ditinggal begitu saja, tetapi harus ditunggui atau setidaknya dipantau. Agar kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti risiko api merembet ke permukiman, bisa diantisipasi dini,” tandas dia.
Suharso menambahkan, pihaknya juga mengimbau warga untuk mewaspadai kebakaran yang mungkin timbul akibat menempatkan jerami pakan ternak berada dalam satu rumah.
“Sebab, bisa saja percikan api dari dapur atau mungkin bediang bisa mengenai tumpukan jerami itu dan menyebabkan kebakaran. Segala potensi harus kita waspadai sejak dini untuk menekan risikonya,” tandasnya lagi. (Puji)
Tinggalkan Balasan