Bangunan Atap Aula SMP Satu Atap Sarang Roboh

Sabtu, 23 Juni 2012 | 08:03 WIB
Bangunan Atap SMPN 3 Satu Atap Sarang yang roboh, Kamis (21/6) lalu. (Foto:Trisno)

Umur Bangunan Belum Genap Dua Tahun
SARANG – Bangunan atap gedung pertemuan berukuran 8×15 meter milik SMP Negeri 3 Satu Atap Sarang diketahui roboh, Kamis (21/6) lalu sekitar pukul 16.00 WIB.

Menurut keterangan yang dihimpun suararembang, Sabtu (23/6), sesaat sebelum bangunan atap yang baru selesai dibangun pada 2010 itu roboh, daerah setempat sedang diguyur hujan disertai angin.

“Sebelum bangunan atap aula ini roboh, sesaat sebelumnya, di daerah sini memang turun hujan. Robohnya sekitar pukul 16.00 WIB, Kamis (21/6),” terang Kepala SMPN 3 Satu Atap Sarang, Toto Setiyono kepada suararembang.

Toto mengungkapkan, aula tersebut selesai dibangun pada akhir 2010 silam menggunakan dana ‘block grant’ APBN senilai Rp120 juta. Ketika itu, dana sebesar tersebut hendak digunakan untuk membangun ruang kelas baru (RKB) berukuran 7×9 meter.

“Namun, karena sekolah sangat butuh sebuah ruang serba guna, akhirnya sekolah berinisiatif menggunakan dana itu untuk membuat aula berukuran 8×15 meter,” paparnya.

Ia juga mengungkapkan, sebelum roboh, pihak sekolah sebenarnya telah berinisiatif menurunkan sebagian genting atap karena dijumpai sejumlah retak pada dinding aula.

“Namun belum selesai diturunkan seluruhnya, malah roboh,” tegas Toto seraya menambahkan bahwa bangunan itu dikerjakan secara murni swakelola pihak sekolah.

Pihaknya menuding, penyebab pendeknya umur bangunan aula sekolah tersebut adalah banyaknya lalu lalang truk-truk tambang di depan sekolah. “Jarak aula dengan badan jalan tak lebih dari dua meter. Saat truk-truk tambang itu lewat, getarannya sangat terasa sampai aula. Ini mungkin pemicunya,” kata dia.

“Beruntung kami cepat mendapatkan dana dari sejumlah donatur untuk memperbaiki gedung ini dengan segera. Kami bersyukur kejadian itu tidak berlangsung saat masih ada aktivitas belajar mengajar,” imbuhnya.

Ketua Panitia Pembangunan Aula SMPN 3 Satu Atap Sarang, Joko Sutrisno menambahkan, kondisi tanah setempat memang labil. “Ditambah lagi kendaraan berat sering lewat. Guncangannya diduga memicu dinding mudah retak,” imbuh dia.

SMPN 3 Satu Atap Sarang kini masih memiliki 63 siswa di semua kelas, mulai kelas VII sampai IX. Sekolah yang terletak bilangan ruas Jalan Sarang-Tawangrejo tersebut hanya memiliki seorang guru negeri.

Anggota Komisi C DPRD Rembang, Puji Santosa menyatakan tidak akan percaya begitu saja dengan dalih dari pihak sekolah. “Kami tetap akan melakukan sidak. Kapannya, kami akan koordinasikan terlebih dahulu dengan rekan-rekan di Komisi D,” terang dia.

Menurut dia, penting artinya untuk mengetahui secara pasti kekuatan konstruksi bangunan tersebut guna memastikan kualitas pengerjaan proyek yang bersumber dari APBN itu.

“Kalau perlu kami akan bawa tenaga ahli untuk mengecek kualitas pengerjaan proyek tersebut. Apakah asal-asalan atau tidak,” tegas Puji saat dihubungi melalui saluran telepon. (Trisno)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan