Rembang Emergency Ajak Pemuda Miliki Kepedulian Sosial

Minggu, 17 November 2013 | 21:08 WIB
Salah satu peserta yang tampil dalam festival musik di Balai Kartini Rembang, Minggu (17/11) pagi. (Foto:Nug)

Salah satu peserta yang tampil dalam festival musik di Balai Kartini Rembang, Minggu (17/11) pagi. (Foto:Nug)

REMBANG, MataAirRadio.net – Kelompok pemuda yang tergabung dalam Rembang Sosial Emergency menggelar festival musik di Balai Kartini Rembang, Minggu (17/11) pagi. Penggelar acara ini mengklaim, festival musik sebagai salah satu sarana pemersatu pemuda Rembang, sekaligus ajang memantik kepedulian sosial.

Sejumlah grup musik dari luar provinsi seperti Fun Fun For Me dari Ponorogo dan Ending Without Story dari Kediri Jawa Timur, turut memeriahkan acara. Grup musik lainnya seperti Agresi Pati, Siput Rasta Rembang, Rembang Slanker Club, Revenge On The Stage Rembang, Hopefor Better Place Rembang, Marcadas Rembang, dan Nde Luck Unnes Semarang, tampak tidak ketinggalan.

Revan Dwi Saputra selaku Koordinator Acara Rembang Emergency menjelaskan, melalui festival musik ini, insan muda lebih memahami arti sosial dan pentingnya jiwa kreasi di kalangan remaja. Selain festival musik, diselenggarakan pula acara donor darah yang melibatkan para pengunjung acara.

Secara khusus, Revan melihat masih banyak pemuda kabupaten ini yang nongkrong tidak jelas di pinggir jalan, mabuk-mabukan, bahkan ada pula yang hingga membuat onar di jalanan. Melalui musik, Revan berharap bisa merangkul pemuda yang demikian.

Even festival musik diharapkan pula sebagai bukti bahwa tidak semua pemuda di Rembang masa bodoh terhadap lingkungannya. Rembang Emergency diklaim sebagai salah satu kelompok pemuda yang peduli pada generasi muda agar berbuat baik untuk daerahnya, walau dalam skala kecil.

Pergelaran musik yang berlangsung hingga siang itu sekaligus untuk mencolok pemimpin agar lebih peduli dengan pemuda; tidak terjebak pada aktivitas memperkaya sendiri. Pihak Rembang Emergency menjual tiket dengan harga Rp10.000 untuk pemesanan sebelum acara dan Rp15.000 untuk pembelian ketika festival berlangsung.

Sementara itu, diduga akibat dari promosi acara yang terlalu mepet, tidak banyak penonton yang memadati Balai Kartini. Terpantau, tidak lebih dari 250 penonton yang datang ke festival musik tersebut. Acara berlangsung tertib, meski tanpa pengamanan dari aparat kepolisian. (Nugroho Ghozali)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan