Tembakau Rembang Layak Ekspor

Jumat, 24 Februari 2012 | 05:56 WIB


REMBANG – Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Rembang mengklaim tembakau srumpung jenis marem yang ditanam petani daerah itu memiliki kadar tar rendah sehingga layak menjadi komoditas ekspor.

“Tembakau marem yang dikembangkan petani di kabupaten ini memiliki kadar tar rendah atau kurang dari satu persen. Karena rendah kadar tar, tembakau marem berpeluang dan layak menjadi komoditas ekspor dari kabupaten ini,” kata Kepala Bidang Perkebunan pada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Rembang, Yosophat Susilo Hadi, Jumat (24/2).

Susilo menjelaskan arah kebijakan industri hasil tembakau ke depan diharapkan tidak diarahkan pada pengurangan volume produksi rokok, tetapi diarahkan pada produksi rokok rendah nikotin dan tar.

“Karena itu, dengan kondisi ini maka kami berupaya mengembangkan teknik budidaya tembakau yang mengarah pada peningkatan produktivitas tembakau rendah nikotin dan tar,” kata dia.

Menurut dia, program pengembangan tembakau dengan kemitraan usaha antara petani tembakau dengan pabrikan menjadi pendongkrak utama produksi tembakau dengan kadar nikotin dan tar rendah.

Susilo menambahkan, sebagaimana tahun lalu, pada 2012, petani juga didorong untuk menjaga ketiadaan material lain selain yang berhubungan dengan tembakau atau “Non Tobacco Related Material” (NTRM).

“Tahun lalu, petani mampu menjauhkan tembakau dari bahan-bahan yang berpotensi tercampur dalam proses panen itu. Tahun ini, semoga prestasi baik itu terulang,” akata dia.

Apalagi, kata dia, petani menyadari jika mereka secara sengaja menambahkan benda-benda atau material lain dengan tujuan menambah berat tembakau yang dijual, tentu akan merugikan petani sendiri.

Ketua Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia Rembang, Maryono, mengatakan petani tembakau di kabupaten itu bersepakat untuk mempertahankan kualitas demi mempertahankan harga terbaik yang diberikan perusahaan.

“Kami sudah sampaikan kepada semua petani untuk menjadikan NTRM sebagai musuh pertanian tembakau. Petani sadar dengan kualitaslah mereka bisa memosisikan daya tawar terhadap perusahaan,” kata dia.

Ia menyebutkan pada panen raya 2011 lalu, petani tembakau memang mendapatkan berkah. Sebab, selain bebas NTRM, normalnya cuaca juga membuat tembakau petani di daerah itu berkualitas bagus. (Puji)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan