Perajin Gula Tumbu Bergairah

Sabtu, 9 Juni 2012 | 15:42 WIB


REMBANG – Industri gula merah di Kabupaten Rembang mulai berproduksi seiring datangnya musim panen tebu. Industri gula merah yang dikelola para perajin di sejumlah wilayah di Kecamatan Sulang dan Pamotan tengah bergairah menyusul tingginya permintaan pasar.

Menurut salah seorang perajin gula tumbu di Desa Karangharjo, Kecamatan Sulang, Sakijan, gula merah yang mereka hasilkan dipasarkan hingga ke Jakarta untuk memenuhi kebutuhan pabrik kecap. Selain itu, gula merah juga digunakan untuk bumbu masak serta industri minuman.

Kondisi ini membuat sejumlah perajin gula tumbu di Kabupaten Rembang bersiap mengecap legitnya gula tumbu. Tingginya permintaan membuat harga jual gula tersebut di pasaran menembus harga Rp6.500 per kilogram. Harga ini jauh lebih baik dibanding harga tahun lalu yang hanya berkisar Rp4.500 hingga Rp5.000 per kilogram.

Sakijan mengatakan, melonjaknya harga gula tumbu di pasaran ditunjang oleh permintaan perusahaan kecap di tanah air terhadap komoditas gula tumbu yang banyak dihasilkan oleh Kabupaten Rembang.

“Karena banyaknya permintaan pasar, pengiriman gula tumbu tidak hanya di lingkup wilayah Jawa Tengah saja, melainkan ke kota besar seperti Surabaya dan Jakarta. Saat ini, permintaan sangat tinggi dan masih belum tercukupi,” ujarnya.

Selain terdongkrak oleh permintaan dari perusahaan kecap, tambahnya, harga gula tumbu juga didukung adanya kenaikan harga gula putih di pasaran.

“Harga gula tumbu selalu mengikuti fluktuasi harga gula putih di pasaran,” ujarnya.

Ia menambahkan, keuntungan yang diperoleh dengan harga jual di pasaran sebesar Rp6.500 per kiligram cukup menggiurkan. Hanya saja, ia enggan menyebut pasti berapa keuntungan bersih yang didapat perkilogramnya.

Ia menambahkan, saat ini stok bahan baku tebu di Rembang masih mencukupi, karena tidak semua hasil tebu petani dijual ke Pabrik Gula (PG).

“Biasanya, tebu yang dijual ke PG merupakan tebu khusus yang memiliki tingkat rendemen tinggi di atas 10. Karena tidak semua tebu Rembnag memiliki rendemen itu, dengan demikian masih banyak bahan baku yang tersedia,” ujarnya.

Kemi, perajin gula tumbu di Desa Kunir, Kecamatan Sulang mengakui hal sama. Harga gula tumbu yang relatif tinggi di pasaran saat ini, membuat para produsen gula tumbu bergairah.

“Harga saat ini merupakan harga terbaik dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Ini sangat menguntungkan bagi para petani sendiri selain perajin gula tumbu,” tegasnya.

Ia menambahkan, meskipun harga jual tebu dari petani saat ini mencapai Rp300 per kilogram, perajin gula tumbu tetap untung karena harga jual gula tumbu di pasaran mencapai Rp6.500 per kilogramnya.

“Dengan kondisi ini, petani sangat terbantu dalam meningkatkan derajat kesejahteraannya,” pungkasnya. (Rom)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan