Nelayan Panen Rebon

Jumat, 10 Februari 2012 | 06:44 WIB


KALIORI – Nelayan tradisional perairan dangkal di Kabupaten Rembang tengah menikmati panen udang rebon dalam tiga hari terakhir menyusul cuaca yang cukup bagus sehingga nelayan mampu turun ke laut hingga dua kali sehari.

Seorang nelayan di Desa Purworejo, Kecamatan Kaliori, Nardi, Jumat (10/2) mengatakan, nelayan biasanya menjaring udang rebon sejak pukul 03.00 WIB dini hari hingga pukul 07.00 WIB.

Nelayan, kata dia, menggunakan alat tangkap jaring jenis waring. “Namun, jika cuaca memungkinkan, kami akan menjaring udang rebon lagi mulai pukul 08.00 WIB,” kata dia.

Ia menyebutkan, sekali melaut sedikitnya mendapatkan udang rebon hingga 5 kati (satu kati setara enam ons). “Udang rebon tangkapan kami tidak dijual langsung, melainkan diolah menjadi terasi,” kata dia.

Nardi menuturkan, pengolahan udang rebon menjadi terasi dilakukan secara tradisional oleh para istri nelayan. “Udang rebon ditumbuk menggunakan alu, kemudian dijemur hingga kering. Proses tersebut diulang dua kali. Biasanya, terasi kualitas bagus terbentuk setelah dua hari pemrosesan,” kata dia menjelaskan.

Setelah jadi, terasi kemudian dibungkus menggunakan daun pisang. “Harga jual terasi di tingkat pembuat berkisar Rp11.000 per bungkus. Di tingkat pedagang, harganya naik menjadi Rp 13.000/bungkus,” kata nelayan lain, Maryono.

Namun, lanjut dia, seiring melimpahnya pasokan rebon, harga terasi mulai menurun. “Bulan lalu harga terasi masih Rp15.000 bungkus,” kata dia.

Meski demikian, kata dia, musim panen udang rebon menjadi saat yang ditunggu-tunggu para nelayan, terutama mereka yang tidak memiliki perahu sendiri. “Sebab untuk menjaring rebon, nelayan cukup menyisir pantai sedalam sekira satu setengah meter menggunakan jaring jenis waring. Ongkos operasionalnya tidak banyak,” kata dia. (Puji)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan