KOTA – Sekitar 200 nelayan asal Desa Pasarbanggi Kecamatan Kota Rembang yang boro ke Lampung untuk memburu ikan teri mengaku ogah pulang menangkap ikan serupa di perairan kampung halamannya lantaran hasil menangkap komoditas ekspor tersebut di Pulau Sumatera lebih menjanjikan.
Sekretaris Desa Pasarbanggi, Maskut, Rabu (4/4) mengatakan, sekitar 200 warga setempat mengaku masih betah menangkap ikan teri di Perairan Maringgai, Lampung Timur, meski di perairan Rembang, tangkapan juga sedang melimpah.
“Kata mereka menangkap ikan di Maringgai lebih menjanjikan dibandingkan di kampung halaman. Karena itu, meski di sini sedang melimpah tangkapan ikan teri, mereka tetap saja enggan pulang,” kata dia.
Namun, kata dia, mereka biasanya menyempatkan pulang sebulan sekali untuk menengok sanak famili. “Di Maringgai, mereka sebenarnya tidak hanya menangkap ikan jenis teri, tetapi juga jenis kakap dan bawal,” kata dia.
Maskut menyebutkan, berdasarkan hasil komunikasinya dengan sejumlah nelayan yang saat ini masih ada di wilayah Lampung, setiap hari mereka mampu meraup omzet tangkapan hingga Rp12 juta per hari.
“Paling sedikit omzet tangkapannya masih di kisaran Rp2 juta. Ongkos melautnya juga relatif rendah karena di perairan laut dangkal sekalipun, nelayan masih bisa menangkap ikan dengan cukup gampang,” kata dia.
Kepala Desa Pasarbanggi Rasno mengatakan, meski ada yang memilih boro hingga ke Lampung, sebagian nelayan di desanya ada yang masih bertahan, memanfaatkan melimpahnya tangkapan di perairan setempat.
“Berkaca pada tahun lalu, jika di perairan Rembang tidak sedang musim teri, banyak nelayan yang melaut hingga perairan Bandungsari, Jepara,” kata dia.
Salah seorang nelayan asal Desa Pasarbanggi yang berada di Maringgai, Didik Efendi menuturkan, boro melaut hingga ke luar pulau dilakukannya untuk memperbaiki tingkat ekonomi keluarganya.
“Kami bukannya enggan pulang, tetapi ingin lebih lama di Maringgai agar bisa menabung. Sesekali kami memang pulang untuk menengok keluarga di rumah. Hasilnya lumayan,” kata dia.
Menurut dia, selain masih mudah menangkap ikan, di Maringgai biaya hidup sehari-hari juga tidak jauh selisih. “Masih cucuk lah. Sehari bisa menghasilkan pendapatan bersih sekitar Rp1,5 juta untuk tiga orang,” kata dia. (Puji)
Tinggalkan Balasan