Daya Produksi Nelayan di Rembang Turun Akibat Cuaca Buruk

Selasa, 8 Desember 2020 | 11:54 WIB

Warga masyarakat di Desa Bonang, Kecamatan Lasem, gotong royong membantu evakuasi perahu yang tenggelam, baru-baru ini. (Foto: mataairradio.com)

 

KRAGAN, mataairradio.com – Produktivitas atau daya produksi nelayan di Kabupaten Rembang mengalami penurunan akibat terjadi cuaca buruk, setidaknya hingga Selasa (8/12/2020).

Nelayan di Desa Karanglincak Kecamatan Kragan Sarpen mengaku, sejak berlangsung musim penghujan cuaca di laut buruk, sehingga menyebabkan pendapatannya menurun drastis.

Ia mengungkapkan, rata-rata nelayan di desanya mengeluh tiap kali masuki musim hujan. Musim penghujan yang biasanya dibarengi gelombang ombak yang tinggi sangat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang nelayan hasilkan.

“Kalau musim seperti ini pang ya bisa mendapatkan uang Rp100 ribu per hari, bahkan terkadang Rp50 ribu, pernah Rp25 ribu per hari juga pernah. Kalau musim normal ya lebih dari Rp100 ribu,” terangnya.

Sarpen menuturkan, musim hujan saat ini ketinggian gelombang ombak bisa mencapai 2-3 meter, hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap aktivitas bahari para nelayan.

“Musim seperti ini nelayan tidak mau mengambil banyak resiko. Ombak tinggi membuat cemas saat melaut. Perahu sering oleng saat di tengah laut karena angin yang kencang, gelombangnya tinggi,” ujarnya.

Sementara itu, sejumlah nelayan di Desa Bonang Kecamatan Lasem menganggur karena perahu mereka mengalami pecah dek atau dinding akibat dihantam ombak tinggi. Hal itu membuat nelayan tidak bisa melaut, dampaknya pendapatan mengalami penurunan.

Salah satu Anggota Badan Permusyawaratan Desa Bonang-Lasem, Arinal Haqqal Yaqin menyebutkan, ada empat warga Bonang yang perahunya pecah, karena dihantam ombak dengan gelombang yang tinggi. Akibat peristiwa tersebut keempat perahu itu tenggelam.

Perahu yang tenggelam tersebut, masing-masing miliknya Sukiman, Sutomo, Sunaryo, dan Wahyudi Warga Desa Bonang, Kecamatan Lasem.

“Kejadiannya itu beda-beda, ini yang terakhir tenggelam miliknya Pak Sukiman. Sampai sekarang belum bisa dievakuasi. Selaku BPD ya berharap pemerintah atau dinas terkait berkenan membantu warga,” pungkasnya.

 

Reporter: Siti Maisyaroh/Nadlirotun Ni’mah
Penulis: Dwi Septhi Ferdiana
Editor: Mukhammad Fadlil




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan