Tembakau Petani Rembang Mulai Diserang Ulat Hitam

Senin, 16 Juni 2014 | 17:02 WIB
Ilustrasi (Foto:Republika.co.id)

Ilustrasi (Foto:Republika.co.id)

SULANG, MataAirRadio.net – Sejumlah petani tembakau di Kabupaten Rembang mulai dibuat risau oleh serangan ulat hitam pada tanaman mereka. Meski tak sampai memicu kepanikan, namun petani tetap langsung bergerak agar serangan tak meluas.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Rembang Maryono menjelaskan, serangan ringan ulat hitam dipicu oleh guyuran hujan intensitas sedang dalam tiga hari kemarin. Namun serangan masih bisa diatasi secara manual atau dengan memunguti ulat dari daun tembakau.

Menurut Maryono, hujan yang sempat turun hampir tiap malam dalam tiga hari ini, belum sampai mengakibatkan genangan di lahan. Namun jika curah hujan berlanjut dengan intensitas tinggi, petani bisa repot karena tembakau rawan layu dan mati.

Pihak asosiasi petani tembakau belum berencana untuk meminta klarifikasi dari BMKG mengenai perkembangan cuaca terkini. Mestinya, ini sudah musim kemarau, namun suhu permukaan air laut masih hangat, sehingga memunculkan hujan meski sporadis.

Maryono mengatakan, dari perkiraan kebanyakan petani, musim tembakau tahun ini bakal didukung cuaca. Tanda-tanda bakal terulangnya kemarau basah seperti tahun 2010, belum nampak. Para petani berharap, cuaca berpihak kepada mereka.

Selain tengah berusaha membasmi hama ulat hitam, petani kini sedang mengujicobakan alat dangir. Senin (16/6) pagi, alat itu diujicobakan di kawasan Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Sulang. Saat ini tembakau petani rata-rata telah berdaun 8-12 lembar.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang Suharso menyebutkan, musim kemarau tahun ini diperkirakan telah dekat atau jatuh pada akhir Juni ini. Hujan yang turun belakangan ini akibat suhu permukaan air laut yang masih hangat sehingga hujan turun secara sporadis.

Total luasan lahan pertanian tembakau di Kabupaten Rembang mencapai 2.500 hektare. Sementara jumlah petani yang mengembangkannya mencapai 1.500 orang. (Pujianto)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan