REMBANG, mataairradio.com – Pemerintah Kabupaten Rembang tidak ingin lagi luput dari Adipura pada tahun 2017. Persiapan telah dilakukan secara maraton dan intensif, agar kabupaten ini merengkuh lagi penghargaan prestisius sebagai daerah terbersih.
Rembang meraih Adipura sebanyak tiga kali, yakni pada tahun 1998, 2010 dan tahun 2012. Praktis, empat tahun sudah, Rembang tidak berhasil menempatkan diri pada deretan kabupaten atau kota kecil yang diperhitungkan tingkat kebersihannya secara nasional.
Jumat (12/11/2016) siang, Tim Penilai Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup, bertandang ke Rembang. Mereka menilai kebersihan kota ini pada tahap pertama, yang antara lain meliputi sekolahan, jalan protokol, pasar, perkantoran pemerintah, dan TPA.
Sekretaris Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Rembang Rusti menyebutkan sekolah yang menjadi sasaran penilaian adalah SMA Negeri 1 dan 2 Rembang, SMK Negeri 1 Rembang, SMP Negeri 1 Rembang, serta sejumlah SD di kawasan Alun-alun Rembang.
“Kalau jalan protokol, nyaris semua akan dinilai. Mulai Jalan Diponegoro dan Soedirman di Jalur Pantura, lalu Jalan Wahidin, Soetomo, dan Jalan Pemuda, serta Jalan Majapahit. Lalu perkantoran di Dinas Pertanian serta di Inspektorat,” terangnya.
Sementara untuk Pasar Rembang yang tahun lalu menjadi biang rendahnya penilaian Adipura, tahun ini diyakini lebih baik. Begitu pula tentang pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA), yang telah dilakukan sejumlah penataan, sehingga kini lebih terpola.
“Bank sampah di Desa Sawahan, juga dinilai. Perumahan, seperti tahun lalu, Perumahan Permata Hijau, Sumber Mukti, dan RSS Mondoteko. RTH atau ruang terbuka hijau di Borodugel juga dinilai. Kalau tidak cukup hari ini, penilaian akan dilanjutkan pada besok pagi,” ujarnya.
Rusti menambahkan, persiapan menyongsong penilaian Adipura dilakukan secara guyup antarsatuan kerja perangkat daerah dan instansi, baik pemerintah maupun swasta serta masyarakat, melalui kegiatan jumat bersih.
“Kami mohon doanya dari masyarakat, agar target memboyong lagi Adipura, bisa tercapai. Ada penilaian tahap kedua yang biasanya dilakukan secara diam-diam dan semuanya itu membutuhkan kerjasama semua pihak. Kita tidak mau kecewa untuk yang kesekian kali,” tandasnya.
Penulis: Pujianto
Editor: Pujianto
Tinggalkan Balasan