Petani Joho Panen Melimpah Padi di Ujung Kemarau

Kamis, 19 November 2015 | 17:51 WIB
Panen raya padi hibrida di Desa Joho Kecamatan Sale, Kamis (19/11/2015) pagi. (Foto: mataairradio.com)

Panen raya padi hibrida di Desa Joho Kecamatan Sale, Kamis (19/11/2015) pagi. (Foto: mataairradio.com)

 

SALE, mataairradio.com – Petani yang tergabung dalam Kelompok Tani “Maju” Desa Joho Kecamatan Sale merayakan panen melimpah padi hibrida, Kamis (19/11/2015) pagi.

Padahal, sebagian besar wilayah di Kabupaten Rembang, kini baru sampai di pengujung kemarau.

Joko Susilo, Ketu Kelompok Tani “Maju” Desa Joho mengaku panen 12,8 ton padi hibrida dari lahan seluas 1 hektare.

Nilai total produksinya tembus Rp55,2 juta dengan asumsi harga gabah kering panen, kini mencapai Rp4.300 per kilogram.

Namun nilai tersebut belum dikurangi biaya dan sarana produksi.

Menurut Joko pada acara panen raya, total biaya dan sarana produksi yang dihabiskannya mencapai Rp11,8 juta, sehingga nilai keuntungan bersih petani tembus Rp43,4 juta.

“Keberhasilan ini karena penggunaan benih padi hibrida dan tersedianya irigasi,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Rembang Suratmin mengatakan, tingkat produksi panen padi petani Joho yang melimpah ikut dipengaruhi oleh hampir tidak adanya serangan hama.

“Mereka menanam di saat yang tepat; ketika harga gabah kering sedang tinggi,” katanya.

Ia mengonfirmasi keterangan petani yang menyebut harga gabah kering panen pada saat ini mencapai Rp4.300 per kilogram.

“Di pasaran, harga gabah kering panen bahkan mencapai Rp4.500 per kilogram, atau jauh di atas harga pembelian pemerintah yang hanya Rp3.700 per kilo,” katanya.

Menurutnya, panen raya di Joho, sekaligus sebagai temu lapang tani guna memberi penyuluhan kepada petani tentang penanaman padi hibrida.

“Masyarakat tani di Sale memungkinkan tanam padi di musim kemarau, karena irigasinya masih jalan,” katanya.

Suratmin menambahkan, berdasarkan prakiraan statistik sampai dengan Desember 2015, realisasi produksi padi di Rembang akan mencapai hampir 250 ribu ton dari target 249.267 ton.

“Prakiraan statistik yang kami buat bersama BPS tersebut optimistis tercapai,” katanya.

Penjabat Bupati Rembang Suko Mardiono mengatakan, petani perlu makin berani membuat terobosan, salah satunya melalui pengembangan padi hibrida.

Sambutan Suko di acara tersebut diwarnai hujan yang mengguyur wilayah setempat.

 

Penulis: Pujianto
Editor: Pujianto




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan