Perajin Kuningan Jolotundo Ingin Diperhatikan Seperti Batik

Kamis, 24 Desember 2015 | 16:31 WIB
Perajin kuningan di Desa Jolotundo Kecamatan Lasem sedang sibuk mengerjakan order kerajinan di bengkel kerja mereka, Kamis (24/12/2015) pagi. (Foto: Mukhammad Fadlil)

Perajin kuningan di Desa Jolotundo Kecamatan Lasem sedang sibuk mengerjakan order kerajinan di bengkel kerja mereka, Kamis (24/12/2015) pagi. (Foto: Mukhammad Fadlil)

 

LASEM, mataairradio.com – Para perajin kuningan dan tembaga di Desa Jolotundo Kecamatan Lasem, ingin diperhatikan Pemerintah seperti perajin batik.

Pasalnya, hasil kerajinan bernilai seni tersebut mulai merambah pasar internasional, tetapi para perajin belum bisa mengekspornya langsung.

Menurut Mustofa, salah satu perajin, Kamis (24/12/2015) pagi, produk kerajinan produksinya banyak dibeli pengepul di luar daerah, sebelum dilego ke luar negeri.

Para perajin juga sulit mandiri karena modal mereka disokong oleh pengepul. Ia ingin Pemerintah membantu modal dan pelatihan.

“Sebetulnya bagus kalau industri kerajinan kuningan diperhatikan oleh Pemerintah. Jangan hanya batik yang diperhatikan. Kita juga ingin ada akses modal dan pelatihan tentang pemasaran,” ujarnya.

Mustofa menyebutkan, selama ini, kerajinan produksinya dibeli oleh pengusaha asal Juwana-Pati. Para perajin diberi bahan dan disuluri modal agar bisa mengerjakan produk sesuai keinginan pengepul.

Karena perlakuan dari pengepul itu, mereka menjadi sangat bergantung pada order dari pengusaha di Juwana. Mustofa berharap kepada pihak Pemerintah agar juga membantu perajin meretas akses pasar secara langsung.

“Jadi yang dari Juwana itu istilahnya sekadar mencari order dan kami yang menggarap. Mereka tidak produksi,” tegasnya.

Saat reporter mataairradio mengunjungi sentra produksi kerajinan kuningan di Jolotundo itu, para perajin sempat memperbandingkan perhatian Pemerintah di Rembang dengan di Boyolali.

Di Boyolali, pemerintah kabupaten membantu permodalan, sedangkan di Rembang, nyaris tidak ada.

 

Penulis: Mukhammad Fadlil
Editor: Pujianto




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan