Pangkalan Elpiji Diusulkan Ditambah Tiap Kecamatan

Minggu, 18 Mei 2014 | 18:01 WIB
Sales Representative Rayon IV Gas Domestik Region III PT Pertamina Tiara Thesaufi (berbaju abu-abu, red) saat melakukan ispeksi di SPBE Pasarbanggi Rembang, Selasa (11/2) kemarin. (Foto: Pujianto)

Sales Representative Rayon IV Gas Domestik Region III PT Pertamina Tiara Thesaufi (berbaju abu-abu, red) saat melakukan ispeksi di SPBE Pasarbanggi Rembang, Selasa (11/2). (Foto: Pujianto)

SARANG, MataAirRadio.net – Jumlah pangkalan elpiji di Kabupaten Rembang diusulkan ditambah di setiap kecamatan. Penambahan pangkalan elpiji dianggap sebagai cara efektif untuk menekan tingginya harga elpiji akibat rantai distribusi yang panjang dari pangkalan ke pengecer.

Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Rembang Sugiyanto menyatakan, telah membicarakan usulan penambahan jumlah pangkalan ini dengan Kepala Dinas.

Dia mencontohkan, wilayah Kecamatan Sluke selama ini hanya mengandalkan pangkalan di Desa Sluke dan Pangkalan. Sementara di sekitar Desa Leran dan Trahan tidak ada. Namun, syarat membuka pangkalan baru tidak gampang. Perlu modal yang cukup dan memiliki gudang sendiri lengkap dengan izin.

Hingga hari Minggu (18/5) ini, pihaknya masih menggiatkan pengecekan di lapangan untuk mengungkap secara pasti penyebab harga elpiji tiga kilogram mahal. Di wilayah Kecamatan Kragan dan Sarang, harga elpiji menyentuh Rp20.000 per tabung.

Sugiyanto mengaku menyaksikan sendiri, elpiji yang didapat oleh pengecer dari pangkalan, dijual lagi ke pengecer lain di daerah berbeda. Dia menyebut, akibat praktek semacam itu, harga eceran tertinggi elpiji yang mestinya hanya Rp12.750 per tabung, menjadi melambung.

Ironinya, pihak Bidang Perdagangan kesulitan menindaknya karena Peraturan Menteri Perdagangan hanya memantau distribusi hingga ke tingkat pangkalan. Sementara distribusi hingga level pengecer, tidak ada ikatan aturan harga eceran tertinggi.

Harga elpiji tabung melon terus mengalami kenaikan dalam sebulan terakhir. Mulai dari Rp15.000, naik menjadi Rp17.000, kemudian Rp18.000, dan seminggu terakhir menjadi Rp20.000 per tabung.

Kenaikan harga elpiji bersubsidi oleh pedagang kecil disebut memukul usaha mereka. Demikian pula bagi konsumen skala rumah tangga. Tak hanya harganya yang naik, pembelian pun dibatasi. Misalnya dari semula butuh dua tabung, dipangkas menjadi hanya satu tabung. (Pujianto)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan