Panen Melimpah, Mangga Rembang Masuk Jambi

Sabtu, 1 November 2014 | 11:02 WIB

 

Pekerja pengepul mangga di Desa Padaran Kecamatan Rembang mengemas komoditas itu pada peti kayu sebelum dikirim ke berbagai daerah, termasuk ke pasar di Provinsi Jambi. (Foto: Pujianto)

Pekerja pengepul mangga di Desa Padaran Kecamatan Rembang mengemas komoditas itu pada peti kayu sebelum dikirim ke berbagai daerah, termasuk ke pasar di Provinsi Jambi. (Foto: Pujianto)

 

REMBANG, mataairradio.com – Komoditas mangga produksi para petani di Kabupaten Rembang berhasil masuk ke pasar di wilayah Provinsi Jambi seiring panen melimpah dalam kurun sebulan terakhir di daerah ini.

Mereka mampu mengirim rata-rata satu rit atau enam ton mangga jenis harum manis atau manalagi ke Jambi tiap hari. Tak hanya ke pasar di wilayah Jambi, melalui pengepul, petani mangga di Rembang juga berhasil menembus pasar di wilayah Palembang, Sumatera Selatan.

“Kami memang biasa mengirim mangga dari para petani di Rembang ke sejumlah pasar luar kota, seperti Pasar Induk Kramatjati, Cibitung, Muara Angke, Bandung, Tangerang, Bogor, Palembang, bahkan Jambi,” kata Fadholi, pengepul mangga di Desa Padaran Kecamatan Rembang, Sabtu (1/11/2014) pagi.

Menurutnya, musim kemarau tahun ini memberikan keuntungan optimal bagi petani maupun pedagang mangga. Pasalnya, harga mangga di pasaran tidak sampai hancur dan mudah membusuk.

“Harganya sudah turun lumayan, kalau dibandingkan awal masa panen. Kini mangga harum manis atau gadung kami beli dengan harga Rp2.700-Rp3.300 per kilogram. Sebelumnya lebih dari Rp5.000 per kilogram. Turun harga, tapi buahnya nggak mudah busuk jika kemarau begini,” katanya.

Zubaidi, pengepul mangga lainnya menambahkan, secara permintaan di pasar, saat ini masih terbilang cukup. Untuk memenuhi jatah kiriman ke berbagai pasar di luar Rembang atau Jawa Tengah, dirinya bahkan harus berburu mangga dari Blora bahkan Magetan Jawa Timur.

“Mangga yang kita kirim kita peroleh dari petani yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Rembang. Bahkan saat jatah kiriman kurang, kami pun sampai berburu mangga dari Cepu, Blora, Ngawi, bahkan Magetan,” ujarnya.

Dia pun menyebutkan, musim kemarau yang cukup panjang memberi efek baik bagi mangga. Kualitas mangga, menurutnya, menjadi lebih baik jika sampai ada guyuran hujan.

“Musim kemarau memang berpihak ke petani mangga. Tanaman keras ini malah berbuah maksimal ketika kemarau seperti sekarang. Hasil dan kualitasnya pun lebih baik,” tandasnya.

 

 

Penulis: Pujianto
Editor: Pujianto




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan