Mutu Bengkoang Rembang Turun

Senin, 25 April 2016 | 13:01 WIB
Petani di Desa Japeledok Kecamatan Pancur memanen bengkoang, baru-baru ini. (Foto: Mukhammad Fadlil)

Petani di Desa Japeledok Kecamatan Pancur memanen bengkoang, baru-baru ini. (Foto: Mukhammad Fadlil)

 

PAMOTAN, mataairradio.com – Tingkat mutu bengkoang petani di Kabupaten Rembang menurun antara lain akibat curah hujan yang cenderung tinggi, sejak awal tanam hingga panen.

Menurut Sumardi, curah hujan yang tinggi membuat tingkat kemanisan bengkoang berkurang, sehingga harganya pun masih belum terungkit alias sama dengan tahun lalu.

“Harga bengkoang masih sama seperti tahun lalu Rp15-20.000 per ikat, sesuai ukuran. Cuacanya buruk. Banyak hujan. Jadi nggak begitu manis rasa bengkoangnya,” tuturnya, Senin (25/4/2016).

Namun meskipun mutunya turun, ia menyatakan bersyukur karena harga bengkoang pada panen kali ini tidak mengalami penurunan, sehingga petani seperti dirinya masih bisa menikmati hasilnya.

“Alhamdulillah saat panen harga bengkoang tidak turun, jadi masih bisa untung. Ini luasnya sekitar seperempat hektare dapatnya Rp8 juta,” kata Sumardi di lahannya.

Ia mengaku, biasa menjual hasil panennya ke tengkulak untuk dikirim ke pasar sekitar Rembang hingga Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.

“Saya jual kepada tengkulak, biasanya ya dikirim ke Juwana ada yang ke Rembang sendiri, kadang juga ada pedagang yang kulak langsung kepada saya,” tandasnya.

Murniati, seorang pedagang bengkoang di tepi Jalan Rembang-Pamotan mengaku berjualan sejak awal April, tetapi penjualannya terbilang sepi.

“Sekarang jual 20 ikat per hari saja susah. Tahun kemarin bisa sampai 50 ikat per harinya,” akunya.

Menurutnya, pembongkaran Jembatan Palan di Desa Pamotan membuat kendaraan menjadi jarang lewat ruas jalan itu, sehingga sepi pembeli.

“Sekarang kan jembatan di Pamotan lagi dibongkar, sehingga mobil-mobil yang lewat sini jarang. Mungkin itu penyebabnya,” pungkasnya yang juga mengaku menjual bengkoang dengan harga Rp15-18.000 per ikat.

 

Penulis: Mukhammad Fadlil
Editor: Pujianto




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan