Mengenal Mbah Shodiq Kiai ‘Sat-set’ dan ‘Nyah-nyoh’, Penerima Gelar Doktor Kehormatan

Kamis, 1 Desember 2022 | 19:27 WIB

Kiai Haji Shodiq (Kanan) bersama dengan KH Ahmad Mustofa Bisri (Kiri). Foto: Wahyu Salvana.

 

SEMARANG, mataairradi.com – Kiai Haji (KH) Shodiq Bin Usman atau yang masyarakat lebih kenal dengan sapaan Mbah Shodiq Hamzah baru-baru ini memperoleh gelar Doktor Kehormatan atau Doktor Honoris Causa (Dr. HC) bidang ilmu tafsir dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang.

Kiai Shodiq lahir di Demak, pada 1 Januari 1954 dari pasangan KH. Hamzah dan Nyai Hajah Rohanah. Menikah dengan Nyai Hajah Masri’ah Ridwan, dikaruniai lima orang anak.

Yakni Haji Mochammad Shidqon Prabowo, Almarhum Rasyidah Shodiq, Almarhum Lailiyah Shodiq, Haji Mohammad Zam Zami ‘Urif, dan Hajah Hayati Mardliyah.

Pernah mengenyam sekolah dasar atau sekolah rakyat, kemudian melanjutkan lagi sekolahnya di MTs Futuhiyyah Mranggen, Demak dan disambung ke tingkat menengah atas di MA Futuhiyyah Mranggen, Demak.

Di sekolah formal, Kiai Shodiq ternyata juga melanjutkan belajarnya ke jenjang perguruan tinggi di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta.

Selain belajar di bangku sekolah formal, Kiai Shodiq juga nyantri di Pondok Pesantren Futuhiyyah, Mranggen Demak, juga nyantri ‘kalong’ di Haramain: Makkah dan Madinah.

UIN Walisongo, Semarang memberikan Gelar Doktor Kehormatan kepada KH Shodiq, bidang ilmu tafsir, pada Selasa (29/11/2022) di kampus setempat. (Foto: Istimewa)

Salah satu putra Kiai Shodiq, Haji Mochammad Shidqon Prabowo atau yang akrab disapa Gus Shidqon menceritakan, ada salah satu kegiatan Kiai Shodiq sehari-hari yang jarang diketahui banyak orang. Yakni suka memasak.

“Keseharian yang jarang diketahui orang, beliau kadang sering memasak makanan sendiri dan selalu Istiqomah mutholaah kitab dan menulis risalah ataupun kitab,” tutur Gus Shidqon.

Kiai Shodiq dijuluki sebagai Kiai ‘Sat-set’, karena dikenal sebagai seorang yang mempunyai sifat yang disiplin soal waktu, selain itu juga dikenal rajin dan konsisten.

“Bapak itu orangnya sangat disiplin waktu, maka tersematlah istilah ‘Kiai Sat-set’. Dan beliau orangnya memang istiqomah, rajin, serta dermawan,” ungkapnya.

“Sampai-sampai setelah tindakan dari Jakarta ada jadwal mengaji, beliau langsung tancap gas untuk memenuhi pengajian tersebut. Beliau orangnya memang tidak ingin ‘nggelake’ (Mengecewakan, red.) orang,” sambung Gus Shidqon.

Banyak hal baik yang patut dicontoh dari sosok Kiai Shodiq. “Yang patut dicontoh dari beliau adalah ‘Njawani’, disiplin tinggi, istiqomah, serta ‘nyah-nyoh’ (Dermawan, red.),” kata sang putra, Gus Shidqon.

Mbah Shodiq Hamzah memiliki dua cucu yakni yang pertama Ibtisama Maulida Amalina dan kedua Muhammad Sabiq Haidar Zamzami.

 

Penulis: Mukhammad Fadlil
Editor: Mukhammad Fadlil




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan