Khawatir Debu, Warga Menentang Pengurukan Jalan Berlubang

Sabtu, 21 Mei 2016 | 15:23 WIB
Material sejenis batu gamping yang disiapkan untuk   menguruk jalan berlubang di ruas Sekarsari sampai dengan Megulung, Sabtu (21/5/2016). (Foto: Pujianto)

Material sejenis batu gamping yang disiapkan untuk menguruk jalan berlubang di ruas Sekarsari sampai dengan Megulung, Sabtu (21/5/2016). (Foto: Pujianto)

 

SUMBER, mataairradio.com – Warga di wilayah Kecamatan Sumber menentang pengurukan jalan berlubang pada ruas Sekarsari hingga Megulung, Jumat (20/5/2016) malam.

Mereka khawatir pengurukan jalan berlubang dengan material sejenis batu gamping akan menimbulkan dampak debu, seperti yang pernah terjadi pada tahun lalu.

Beberapa orang di Dukuh Sekararum Desa Sekarsari bahkan nekat mengusir truk yang hendak menurunkan material guna pengurukan, sekaligus membentangkan spanduk penolakan.

Namun, dari pantauan, armada pengangkut batu putih sudah sempat menurunkan material di tepi jalan wilayah Desa Megulung untuk menguruk jalan berlubang, barat pertigaan desa setempat.

Warga mengaku tidak tahu pihak mana yang mengirim material guna pengurukan tersebut, tetapi dipastikan tidak berasal dari pihak Pemerintah Kabupaten Rembang.

Berdasarkan keterangan beberapa warga yang sempat bertanya kepada sopir truk pengangkut material, inisiatif pengurukan berasal dari petani tebu yang tak ingin kendaraannya terperosok lubang.

Margono, warga Desa Megulung mengakui, kalau tidak diuruk, armada pengangkut tebu yang segera ramai melintas seiring musim giling di pabrik gula, rawan celaka akibat terperosok.

“Pengurukan seperti ini pernah dilakukan tahun lalu. Alasannya sama (biar truk tak celaka, red.). Tapi waktu itu dampaknya sangat jelas dirasakan oleh warga di tepi jalan, yaitu debu,” ujarnya.

Menurutnya, warga tidak bermaksud menghalangi upaya petani tebu, agar bisa membawa hasil panennya ke pabrik. Hanya saja, material urukan, mestinya tidak batu putih.

“Kondisi seperti ini itu kan mestinya Pemerintah yang malu. Jalan di daerah Sumber sudah lama rusak. Tidak setahun dua tahun. 8 Tahun. Tapi tidak kunjung diperbaiki menyeluruh,” kecamnya.

Gunanto, warga Desa Sumber yang melintasi ruas jalan Sekarsari hingga Megulung pada Sabtu (21/5/2016) mengecam lambannya respon pemkab dalam menangani persoalan infrastruktur jalan.

“Kami apresiasi inisiatif petani tebu yang kembali menguruk jalan berlubang. Tapi jangan pakai batu putih lah. Pakai semacam krokol dan sirtu biar tidak terlalu berdebu. Pemerintahnya sih yang lamban,” tegasnya.

Bupati Rembang Abdul Hafidz dalam sebuah kesempatan menyatakan, perbaikan infrastruktur jalan di kabupaten ini akan dilakukan mulai bulan Mei atau Juni 2016.

Pemkab Rembang sudah mengalokasikan lebih dari Rp144 miliar, anggaran untuk perbaikan jalan dan jembatan, termasuk di wilayah Kecamatan Sumber.

 

Penulis: Pujianto
Editor: Pujianto




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan